Mohon tunggu...
Rafli Syahrizal
Rafli Syahrizal Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa Sastra Indonesia, UI

Tinggal di Depok. Belajar di SMAN 10 Bogor, UI, dan di manapun. Blog: https://rafleee.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Doa (yang) Sumbang

11 Mei 2020   10:51 Diperbarui: 11 Mei 2020   10:57 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seringkali tempat-tempat umum di perkotaan menjadi panggung bagi mereka untuk menghibur khalayak dan mencari uang

Seringkali mereka datang saat orang-orang sedang berdesak-desakan di dalam bus-bus kota atau saat orang-orang sedang makan di pinggir-pinggir jalan

Seringkali respons orang-orang berbeda, ada yang merasa terhibur, tak jarang juga merasa terganggu ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀

Seringkali yang merasa terganggu, sesegera mungkin memberikan satu dua perak uang, berharap mereka pergi

Seringkali yang merasa terhibur, akan menahan uangnya, mencoba menikmati suara emas itu, bahkan sampai berganti lagu, lalu kasih sepucuk dua pucuk uang.. ⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀⠀

Tentang doa?

Seringkali orang membandingkan doanya dengan doa orang lain

Lalu muncul pertanyaan

Kenapa dia yang doanya tidak khusyuk, ibadahnya tidak lebih baik dari saya, doanya lebih cepat dikabulkan Allah?

Sementara saya yang doa, zikir, dan sunnahnya istiqomah dijalankan, doanya tak cepat dikabulkan Allah

Percayalah, tak perlu iri, sesungguhnya Allah ingin mendengar doa emasmu, dan berhati-hatilah apabila doamu cepat terkabul, lalu kau merasa bahwa doamu sempurna, barangkali Allah tak suka dengan doa sumbangmu, sebagaimana kisah pengamen di atas.

Dia belum mengabulkan doa, boleh jadi karena Dia merindukan rintihannmu dalam setiap doa, merindukan gelimang air matamu, merindukan permohanmu. Maka yakinlah pada doamu,  yakinlah Allah itu Maha Mendengar, Ia pasti akan mengabulkan doamu di saat yang tepat.⠀⠀⠀⠀⠀

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun