Senyummu setabah terang baskara
dibalutnya lembut sebuah tengkuluk
yang mengelilingi rona yang berubah-ubah
mengundangku berjalan menuju suluk
Pada langit menggelap aku berbahasa.Â
bahwa mengagumimu sama halnya sepertiÂ
mengagumi senja.
meski lalu lalang pesona yang tertangkapÂ
mata, hanya mengingatkanku tentang elokmu
sahaja.
Mata teduh, senyum menggembirakan itu,Â
selalu berkisar dalam perenunganku, bernalarÂ
dengan serius, bisakah kau kubuat luluh?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!