Mohon tunggu...
Muhammad RafliHidayatulloh
Muhammad RafliHidayatulloh Mohon Tunggu... Lainnya - sedang mencari

"kehidupan memanglah sulit, tetaplah jalani dengan hati ikhlas, terus berusaha dan tawakkal, hadapi dan coba untuk yang terbaik"

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan Antara Komitmen dan Kepuasan Kerja dengan Intensi Turnover pada Perusahaan

14 Oktober 2021   21:30 Diperbarui: 14 Oktober 2021   21:51 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: matranews.id

Dalam perkembangan dunia industri, komitmen dan kepuasan kerja merupakan dua hal yang sangat penting bagi setiap orang pada suatu perusahaan atau organisasi dalam kaitannya dengan meningkatkan dan mengembangkan kinerja. Dan pada dasarnya, komitmen dan kepuasan kerja merupakan sesuatu yang bersifat individual. 

Kepuasan kerja bagi setiap individu sangatlah dibutuhkan karena kepuasan kerja dari seseorang itu akan berdampak pada peningkatan produktivitas. 

Dan jika terdapat ketidakpuasan kerja pada diri seseorang maka akan membawa akibat-akibat yang kurang menguntungkan baik bagi perusahaan atau organisasi tersebut maupun bagi seseorang itu sendiri.

Dan disamping itu, setiap orang yag berada dalam ruang lingkup suatu perusahaan atau organisasi juga harus memiliki komitmen dalam bekerja karena apabila suatu perusahaan atau organisasi yang anggotanya tidak mempunyai suatu komitmen dalam bekerja, maka bisa jadi tujuan dari perusahaan atau organisasi tersebut tidak akan dapat tercapai

Bicara mengenai komitmen dan kepuasan kerja, kedua aspek tersebut juga dapat berpengaruh terhadap intensi turnover. Intensi turnover itu sendiri merupakan kecenderungan untuk meninggalkan perusahaan atau organisasinya. 

Dimana terdapat kecenderungan sikap atau tingkat dari seseorang memiliki kemungkinan untuk meninggalkan organisasinya ataupun mengundurkan diri dengan cara sukarela dari pekerjaannya.

Terjadinya turnover karyawan merupakan suatu hal yang memang sudah tidak asing lagi jika berbicara pada dunia industri dan organisasi. Namun, turnover menjadi hal yang tidak diinginkan oleh perusahaan, karena apabila terjadi turnover maka perusahaan dapat mengalami kerugian, kehilangan karyawan dan bisa juga menghambat produktivitas dari perusahaan. Kerugian yang dialami oleh perusahaan dapat berimbas baik dari segi biaya, sumber daya, maupun motivasi karyawan. 

Dan jika kehilangan karyawan maka itu artinya diperlukan kaaryawan baru, perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk proses pengrekrutan hingga akhirnya perusahaan mendapatkan karyawan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dari perusahaan tersebut.

Penyebab utama dari timbulnya turnover diantaranya ialah seperti kondisi lingkungan yang kurang baik, upah yang diberikan terlalu rendah, jam kerja yang melawati batas, serta tidak adanya jaminan sosial. Hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya turnover seharusnya bisa diantisipasi oleh perusahaan agar kedepannya tidak terjadi lagi kasus turnover karyawan.

Apa hubungannya antara kepuasan kerja dengan intensi turnover?

Kepuasan kerja bagi seseorang dapat mempengaruhi perilaku kerja seseorang tersebut, misalnya dalam bentuk efektivitas kerja, prestasi kerja, partisipasi aktif, serta kemauan untuk tetap menjadi anggota perusahaan atau organisasi. Terdapat empat hal yang menjadi akbat dari kepuasan kerja, yaitu turnover, kesehatan, absensi, dan produktivitas. 

Turnover dan absensi menjadi akibat langsung yang muncul karena kepuasan kerja yang tinggi tidak dirasakan oleh para karyawan atau para anggota, maka dapat diharapkan turnover dan absensi akan berada pada tingkat yang paling rendah.

Banyak para ahli diluar sana yang melakukan penelitian dan kemudian menyimpulkan bahwa semakin seseorang merasa tidak puas dengan pekerjaannya, maka besar kemungkinan akan terjadinya turnover. Bagi suatu perusahaan atau organisasi kepuasan kerja pada karyawan atau anggotanya memiliki arti penting. 

Karyawan yang merasa puas dengan apa yang didapatkannya maka ia akan bertahan untuk berada di perusahaan itu dan kemudian mampu bekerja secara produktif. Kepuasan kerja juga memiliki hubungan yang erat terhadap pikiran seseorang untuk berhenti kerja dan intensi untuk mencari pekerjaan yang lain. Intensi untuk berhenti pada akhirnya memiliki hubungan yang bisa dibilang signifikan terhadap turnover yang sebenarnya.

Namun sebenarnya, penyebab terjadinya turnover yang paling utama adalah karena perusahaan itu sendiri yang kurang menyadari kebutuhan-kebutuhan mandasar pada pekerjaan-pekerjaannya. 

Para karyawan sejatinya tidak hanya mengharapkan upah ataupun gaji yang tinggi, atau keamanan kerja yang baik, melainkan juga mengharapkan pekerjaan yang menarik serta kemandirian atau kewenangan untuk menyelesaikan suatu tugas. 

Kegagalan yang dialami oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan ini akan membentuk sikap yang negatif dari karyawan terhadap pekerjaan yang mereka kerjakan yakni berupa ketidakpuasan. Dan apabila karyawan menemukan kesempatan yang tepat dengan pekerjaan lain yang dirasa lebih menarik minatnya, maka mungkin saja ia akan segera keluar dan berpindah ke perusahaan yang lain.

Apa hubungannya antara komitmen kerja dengan intensi turnover?

Pada suatu perusahaan atau organisasi apabila tingkat komitmennya semakin tinggi, maka niatan untuk berpindah atau mengundurkan diri dari pekerjaan yang dimiliki oleh karyawan atau anggota tersebut akan menjadi semakin rendah. 

Dan sebaliknya, apabila tingkat komitmen dari karyawan pada suatu perusahaan atau organisasi tersebut semakin rendah, maka niatan untuk berpindah atau mengundurkan diri dari pekerjaan yang dimiliki oleh karyawan tersebut akan menjadi semakin tinggi. 

Hal tersebut juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukakn oleh para peneliti yang dimana menyimpulkan bahwa antara komitmen organisasional dengan ketidakhadiran maupun perpindahan karyawan terdapat hubungan yang negatif diantara keduanya. 

Karyawan yang memiliki komitmen tinggi biasanya juga memiliki nilai absensi yang rendah dan mereka juga memiliki masa bekerja yang lebih lama serta lebih cenderung untuk bekerja keras sekaligus menunjukkan prestasi yang baik. 

Dengan adanya komitmen yang tinggi bagi karyawan terhadap organisasinya maka dapat menyebabkan karyawan merasa nyaman didalam organisasi dan tidak memunculkan keinginan untuk meninggalkan organisasi tersebut 

Suatu perusahaan ataupun organisasi hendaknya dapat memberikan program yang bertujuan untuk meningkatkan sekaligus mempertahankan komitmen organisasi yang dimiliki oleh setiap karyawan. 

Misalnya seperti memberikan penghargaan atas apa yang telah dicapai oleh karyawan, sehingga nantinya karyawan tersebut merasa puas dan para karyawan bisa berlomba-lomba untuk membuat prestasi lainnya. 

Selain itu, perusahaan atau organisasi juga dapat membentuk sebuah team building terhadap karyawan yang mana memungkinkan kelompok kerja untuk bisa bekerja lebih efektif lagi serta dapat meningkatkan prestasi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun