Turnover dan absensi menjadi akibat langsung yang muncul karena kepuasan kerja yang tinggi tidak dirasakan oleh para karyawan atau para anggota, maka dapat diharapkan turnover dan absensi akan berada pada tingkat yang paling rendah.
Banyak para ahli diluar sana yang melakukan penelitian dan kemudian menyimpulkan bahwa semakin seseorang merasa tidak puas dengan pekerjaannya, maka besar kemungkinan akan terjadinya turnover. Bagi suatu perusahaan atau organisasi kepuasan kerja pada karyawan atau anggotanya memiliki arti penting.Â
Karyawan yang merasa puas dengan apa yang didapatkannya maka ia akan bertahan untuk berada di perusahaan itu dan kemudian mampu bekerja secara produktif. Kepuasan kerja juga memiliki hubungan yang erat terhadap pikiran seseorang untuk berhenti kerja dan intensi untuk mencari pekerjaan yang lain. Intensi untuk berhenti pada akhirnya memiliki hubungan yang bisa dibilang signifikan terhadap turnover yang sebenarnya.
Namun sebenarnya, penyebab terjadinya turnover yang paling utama adalah karena perusahaan itu sendiri yang kurang menyadari kebutuhan-kebutuhan mandasar pada pekerjaan-pekerjaannya.Â
Para karyawan sejatinya tidak hanya mengharapkan upah ataupun gaji yang tinggi, atau keamanan kerja yang baik, melainkan juga mengharapkan pekerjaan yang menarik serta kemandirian atau kewenangan untuk menyelesaikan suatu tugas.Â
Kegagalan yang dialami oleh perusahaan dalam memenuhi kebutuhan ini akan membentuk sikap yang negatif dari karyawan terhadap pekerjaan yang mereka kerjakan yakni berupa ketidakpuasan. Dan apabila karyawan menemukan kesempatan yang tepat dengan pekerjaan lain yang dirasa lebih menarik minatnya, maka mungkin saja ia akan segera keluar dan berpindah ke perusahaan yang lain.
Apa hubungannya antara komitmen kerja dengan intensi turnover?
Pada suatu perusahaan atau organisasi apabila tingkat komitmennya semakin tinggi, maka niatan untuk berpindah atau mengundurkan diri dari pekerjaan yang dimiliki oleh karyawan atau anggota tersebut akan menjadi semakin rendah.Â
Dan sebaliknya, apabila tingkat komitmen dari karyawan pada suatu perusahaan atau organisasi tersebut semakin rendah, maka niatan untuk berpindah atau mengundurkan diri dari pekerjaan yang dimiliki oleh karyawan tersebut akan menjadi semakin tinggi.Â
Hal tersebut juga diperkuat dengan penelitian yang dilakukakn oleh para peneliti yang dimana menyimpulkan bahwa antara komitmen organisasional dengan ketidakhadiran maupun perpindahan karyawan terdapat hubungan yang negatif diantara keduanya.Â
Karyawan yang memiliki komitmen tinggi biasanya juga memiliki nilai absensi yang rendah dan mereka juga memiliki masa bekerja yang lebih lama serta lebih cenderung untuk bekerja keras sekaligus menunjukkan prestasi yang baik.Â
Dengan adanya komitmen yang tinggi bagi karyawan terhadap organisasinya maka dapat menyebabkan karyawan merasa nyaman didalam organisasi dan tidak memunculkan keinginan untuk meninggalkan organisasi tersebutÂ