Mohon tunggu...
MRafli Aditya
MRafli Aditya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Human

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Meningkatnya Angka Pengangguran yang Disebabkan oleh Minimal Lapangan Pekerjaan Dierabonusdemografi

22 Agustus 2023   19:44 Diperbarui: 22 Agustus 2023   19:52 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Imbalan demografis, kondisi di mana populasi usia kerja suatu negara melebihi penduduk yang tidak bekerja atau bergantung, telah lama dipandang memiliki potensi besar untuk pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, fenomena ini menimbulkan tantangan baru yang perlu ditanggapi dengan serius:

meningkatkan pengangguran. Artikel ini mengeksplorasi kontradiksi dengan keyakinan bahwa demografi pendapatan secara otomatis menciptakan pekerjaan yang cukup dan menganalisis faktor-faktor yang berkontribusi terhadap meningkatnya pengangguran di era pendapatan demografis.

 1.Kurangnya sinkronisasi dengan kebutuhan pasar tenaga kerja:

Bonus demografi dapat diterjemahkan ke dalam tenaga kerja yang lebih muda, tetapi jika keterampilan yang dimiliki generasi ini tidak sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, surplus ini akan sia-sia. . Masalahnya mungkin terletak pada program pendidikan yang tidak sesuai dengan persyaratan industri atau kurangnya kesempatan pelatihan kejuruan.

2. Pertumbuhan ekonomi yang lambat:

Peningkatan jumlah penduduk usia kerja dalam penghargaan demografi membutuhkan pertumbuhan ekonomi yang signifikan untuk menciptakan lapangan kerja yang cukup. Namun, kenyataannya pertumbuhan ekonomi tidak selalu terjadi secepat yang diharapkan, bahkan bisa terhenti. Tanpa pertumbuhan ekonomi yang cukup kuat, surplus tenaga kerja yang diciptakan oleh bonus demografi dapat menjadi beban dan pengangguran dapat meningkat.

3. Restrukturisasi industri:

Bonus demografi juga dapat bertentangan dengan perubahan struktural dalam industri. Perkembangan teknologi dan otomatisasi dapat menggeser banyak pekerjaan manusia ke mesin dan algoritma. Jika pengembalian demografis tidak disertai dengan diversifikasi pekerjaan yang tepat, pengangguran akan meningkat seiring dengan penurunan pekerjaan tradisional.

4. Kesenjangan keterampilan:

Tidak semua pekerja muda memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mengisi posisi yang tersedia. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya akses ke pendidikan berkualitas, pelatihan kejuruan, atau bahkan ketidaksesuaian antara kebutuhan pendidikan dan industri. Hal ini mengakibatkan lulusan menjadi pengangguran atau bekerja pada pekerjaan yang tidak sesuai dengan pendidikannya.

5. Mobilitas pekerja terbatas:

Bahkan ketika terdapat perbedaan demografis di suatu negara, mobilitas tenaga kerja dapat dibatasi oleh faktor-faktor seperti kendala sosial, keluarga, atau keuangan. Pekerja muda mungkin enggan untuk pindah ke daerah dengan lebih banyak kesempatan kerja karena pertimbangan pribadi atau kesulitan keuangan untuk pindah.

6. Pertumbuhan industri yang tidak sesuai:

Meskipun tenaga kerja muda meningkat, industri yang berkembang mungkin tidak dapat menyerap jumlah tenaga kerja tambahan. Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata dan tidak seimbang pada industri tertentu dapat menyebabkan ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan pekerjaan.

7. Sangat kompetitif di pasar tenaga kerja:

Peningkatan jumlah pekerja muda dapat menciptakan tingkat persaingan yang lebih tinggi di pasar tenaga kerja. Pencari kerja harus bersaing dengan jumlah yang lebih besar daripada pencari kerja lainnya, sehingga sulit bagi banyak orang untuk menemukan pekerjaan yang cocok.

8. Pekerjaan berkualitas rendah:

Keberadaan tenaga kerja yang besar dapat menguntungkan perusahaan dengan memungkinkan mereka menawarkan upah yang lebih rendah dan kondisi kerja yang kurang menguntungkan. Hal ini dapat menyebabkan pekerjaan tidak stabil, upah rendah dan kurangnya jaminan sosial bagi pekerja.

Kesimpulan:

Bonus demografi, meskipun memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi positif bagi pertumbuhan dan pembangunan ekonomi, tidak dapat dilihat sebagai solusi langsung terhadap pengangguran. Banyak faktor rumit yang perlu dipertimbangkan, antara lain sinkronisasi keterampilan dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi yang relatif kuat, perubahan struktural dalam industri, serta kesenjangan dan perpindahan keterampilan. Penting agar pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan bekerja sama untuk mengatasi tantangan ini dengan mendiversifikasi kesempatan kerja, meningkatkan pendidikan dan pelatihan keterampilan yang relevan, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2022/03/11/bonus-demografi-adalah

http://jurnal.lemhannas.go.id/index.php/jkl/article/download/432/302/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun