Mohon tunggu...
Rafisya Rahmah Rihhadatulaisy
Rafisya Rahmah Rihhadatulaisy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduates Criminology Student at Universitas Indonesia

Undergraduates Criminology Student at Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kriminologi Forensik: Penerapan Ilmu Teknik dalam Mengungkap Kejahatan

13 Desember 2021   16:13 Diperbarui: 13 Desember 2021   17:21 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: unsplash.com

Baru-baru ini terjadi kebakaran yang cukup menyita perhatian masyarakat Indonesia. Kebakaran tersebut terjadi di lantai 8 Gedung Cyber, Mampang, Jakarta Selatan. 

Berita kebakaran ini cukup menyita perhatian banyak masyarakat Tanah Air karena bangunan ini memiliki fungsi yang sangat vital bagi banyak perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sebut saja Shopee, Ajaib Sekuritas, Indo Premier Sekuritas, M-Tix Cinema XXI, dan masih banyak lagi. 

Gedung ini merupakan gedung tempat penyimpanan berbagai dokumen-dokumen penting perusahaan tersebut. Selain itu, kebakaran ini juga menyebabkan gangguan internet di masyarakat. Layanan internet dikabarkan mengalami gangguan karena adanya pemutusan aliran listrik di pusat data.

Kriminologi Forensik

Kriminologi merupakan ilmu yang mempelajari mengenai berbagai fenomena kejahatan yang terjadi. Sedangkan forensik merupakan disiplin ilmu yang membantu aparat penegak hukum dalam menyelesaikan suatu kasus. Istilah forensik di masyarakat sangat lekat kaitannya dengan mayat, bedah dan kedokteran, padahal lingkup forensik lebih luas dari itu. 

Banyak sekali cabang ilmu forensik yang ada seperti, psikologi forensik, linguistik forensik, komputer dan informatika forensik, dan tentunya forensik teknik. 

Kriminologi forensik sendiri merupakan ahli yang membantu aparat penegak hukum dalam menyelesaikan suatu kasus kejahatan. Kriminologi forensik dalam pekerjaannya tidak dapat bekerja sendiri. 

Kriminologi Forensik membutuhkan bantuan dari ahli ilmu disiplin lainnya. Seperti dalam kasus kebakaran Gedung Cyber yang terjadi pada Kamis 2 Desember, kriminologi forensik membutuhkan bantuan dari ahli ilmu teknik dalam menemukan penyebab kebakaran tersebut. 

Banyak masyarakat yang masih mengira bahwa tugas dari seorang ahli forensik tidak lain adalah membedah mayat, melakukan autopsi untuk menemukan pelaku kejahatan. 

Nyatanya, forensik adalah seorang ahli yang tugasnya bukan untuk mengungkap siapa pelaku, melainkan mengidentifikasi bukti yang ada untuk membantu polisi atau pengadilan mengungkap siapa pelaku kejahatan. Tugas mengungkap pelaku kejahatan tentunya tetap menjadi wewenang aparat penegak hukum.

Pada kasus kebakaran Gedung Cyber Kamis kemarin tentunya polisi juga membutuhkan bantuan dari ahli forensik dalam mengungkap penyebab kebakaran. 

Kebakaran suatu gedung tentunya sangat berhubungan dengan material bangunan tersebut. Peranan forensik teknik dalam kasus ini adalah melakukan investigasi kebakaran untuk mengungkapkan fakta dari suatu proses kebakaran berdasarkan ilmu teknik.

Lantas apakah yang menjadi penyebab kebakaran ini?

Menurut Prof. Yulianto S. Nugroho, guru besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia, dalam suatu peristiwa kebakaran yang sangat berpotensi menyebabkan api menjadi besar adalah potensi bahan mudah terbakar yang berada di dalam ruangan. 

Dalam peristiwa kebakaran gedung cyber, bahan yang kemungkinan mudah terbakar di dalam bangunan tersebut adalah kertas, sofa, baju menyebabkan nyala api merambat dan membesar lebih cepat. 

Hal lain yang perlu diselidiki juga adalah energi barang-barang yang terbakar. Energi barang-barang yang terbakar ini memiliki peran penting bagi investigator karena dari kandungan energi barang yang terbakarlah investigator dapat memprediksi bagaimana suatu kebakaran dapat terjadi.

Selain itu juga kebakaran tersebut bisa terjadi akibat dari sistem pencegahan kebakaran yang belum berfungsi dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan seringnya gedung cyber mengalami kebakaran dalam satu dekade terakhir. Dalam satu dekade tercatat bahwa gedung cyber telah mengalami kebakaran sebanyak tiga kali, pada tahun 2014, 2015, dan pada Kamis, 2 Desember lalu.

Pihak gedung harus melakukan pemeriksaan kembali terhadap sistem pencegahan kebakaran yang ada di gedung tersebut. Apabila sistem pencegahan kebakaran gedung tersebut lengkap dan dapat berfungsi dengan baik, kebakaran mungkin saja dapat dicegah agar tidak membesar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun