Kondisi ekonomi di dunia Arab membuat masyarakatnya terbagi dalam 3 kelas, yaitu:
1) Kelas dominan atau Borjuis besar;
Kelas yang pertama, yaitu kelas Borjuis besar merupakan kelas yang memiliki,
menguasai, serta mengendalikan alat-alat produksi dan sistem politik yang berjalan di negara
tersebut. Kelas ini diisi oleh para tuan tanah, pegusaha besar, elit politik, serta tokoh agama.
Kelas ini selain memiliki kekayaan yang besar, mereka juga memiliki pengaruh dalam
berjalannya negara.
2) Kelas menengah, atau Borjuis kecil; dan
Kelas yang ke-2 yaitu kelas Borjuis kecil berada di antara kelas borjuis besar dan
kelas pekerja. Kelas ini memiliki sebagian alat-alat produksi, dan bekerja di tingkatan
menegah dalam lingkungan kerjanya. Kelas ini kemudian dibagi lagi menjadi dua, yaitu
borjuis kecil lama dan baru. Borjuis kecil lama memiliki ciri bekerja di sektor-sektor seperti
perdagangan dan pertanian sebagai pemilik usaha menengah dan pemilik tanah kecilyang
biasanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hariannya, sedangkan borjuis kecil baru
memiliki ciri-ciri bekerja di bidang-bidang pekerjaan yang lebih modern seperti perkantoran,
pendidikan, serta pemerintahan.
3) Kelas pekerja.
Kelas yang ke-3, yaitu kelas pekerja merupakan kelas yang berada di dalam
keterasingan di masyarakat karena perjuangannya dalam memenuhi kebutuhan dasar. Kelas
pekerja ini biasanya ditandai dengan orang-orang yang merantau dari kampungnya untuk
bekerja di kota, namun biasanya mendapatkan pekerjaan rendah.
Hubungan antar kelas di masyarakat Arab ditandai dengan adanya eksploitasi dan
dominasi dari kelas atas ke kelas bawah, serta permusuhan dan kebencian dari kelas bawah
ke kelas atas. Masing-masing kelas biasanya terkumpul dalam berbagai kelompok. Kelas atas
memiliki partai politik sebagai sarana mereka berkumpul, sedangkan kelas menengah dan
bawah memiliki serikat pekerja sesuai dengan bidang pekerjaannya. Serikat-serikat pekerja
menjadi sarana bagi kelas bawah untuk menyuarakan aspirasi dan keinginan mereka dengan
berbagai cara, seperti unjuk rasa yang kadang berakhir dengan kerusuhan. Media lain seperti
seni digunakan digunakan untuk menyuarakan aspirasi oleh para seniman dan sastrawan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H