Tak berlebihan kiranya jika pancasila belum bisa memuaskan semua pihak. Seperti yang kita tahu bahwa pancasila adalah ideologi bangsa yang memiliki nilai luhur dan menjadi sumber dari segala peraturan. Dan dalam masa perumusan dasar negara harus menghadapi masalah yang kompleks dan rumit, terlebih Indonesia memiliki beragam suku, agama dan ras.Â
Pada 1 maret 1945, pemerintahan jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), yang memilki tugas untuk mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang berhubungan dengan segi politik, ekonomi, tata pemerintahan dan aspek lain yang berhubungan dengan kemerdekaan Indonesia. Selain tugas utama tersebut, BPUPKI juga mengemban tugas membahas mengenai dasar-dasar negara.
Ada 3 tokoh yang menyampaikan gagasannya, mengenai dasar negara, yakni Ir. Soekarno, Muh. Yamin, Dr. Soepomo. Dari ketiga gagasan tersebut gagasan "Pancasila" milik Ir. Soekarno yang pada akhirnya digunakan sebagai dasar negara Indonesia.
Pada 22 juni 1945, dengan dibentuknya panitia 9 berhasil merumuskan dasar negara Indonesia merdeka yang diberi nama Piagam Jakarta atau yang lebih dikenal "Jakarta Charter" oleh Muh. Yamin, yang berbunyi;
- Ketoehanan, dengan kewadjiban mendjalankan sjari'at  Islam bagi pemeloek2-njaÂ
- Kemanoesiaan jang aci dan beradabÂ
- Persatoean IndonesiaÂ
- Kerakjatan jang dipimpin oleh hikmat, kebidjaksanaan  dalam permoesjarawaratan/perwakilanÂ
- Keadilan sosial bagi seloeroeh Rakjat Indonesia.Â
18 Agustus 1945, tujuh kata sila pertama dihapus oleh PPKI, pada tahun 1950-an ketika UUD 1945 ditangguhkan, para perwakilan partai-partai islam menuntut agar Indonesia kembali ke Piagam Jakarta, untuk memenuhi kelompok islam. 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengumumkan dalam dekret presiden, menyatakan  bahwa Piagam Jakarta dan 1945 merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan  konstitusi tersebut.
Pancasila diimplementasikan sebagai pandangan hidup dan motivasi dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Â
Pancasila telah menyerap berbagai pandangan yang berkembang secara demokratis dari para pendiri Indonesia merdeka. Pancasila dapat dikatakan sebagai ideologi negara atau pemersatu dalam peri kehidupan, kebangsaan dan kenegaraan Indonesia. Tahun 1966, Pancasila masih menjadi ideologi yang diindoktrinisasi kepada hampir semua warga negara.Â
Lewat pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila (P4) pancasila semakin dikukuhkan dalam tubuh negara sebagai ideologi dengan memaksa orang mengingat bunyi sila-sila dalam Pancasila demi tercapainya tujuan nasional dan cita-cita bangsa seperti yang tercantum didalam UUD 1945. Penataran P4 dipraktekkan sebagai kewajiban yang bersifat indoktrinatif dan dijadikan persyaratan untuk jabatan formal.
APAKAH PANCASILA MASIH RELEVAN SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA INDONESIA
Apakah Pancasila masih mampu menyatukan rakyat di berbagai pulau, suku dan agama?
Apakah Pancasila mampu memberikan solusi atas probelma yang menghantui bangsa ini? Terutama masalah keadilan dan kesejahteraan.
Dan apakah pancasila masih diamalkan oleh para pejabat di tengah maraknya kasus korupsi?
Meski relevansi Pancasila dipertyanyakan, Pancasila adalah ideologi jalan tengah dan paling tepat bagi Indonesia sebagai bangsa yang plural dan menganut semboyan Bhineka Tunggal Ika. Pancasila masih cukup relevan di era sekarang ini sebagai ideologi. Dengan ideologi pancasila ini dapat mempersatukan 17.000 pulau, 1.300 suku, 700 bahasa daerah serta 6 agama yang diakui oleh negara dan kepercayaan yang adiluhur.
Jadi, pancasila akan senantiasa relevan bagi bangsa ini dengan catatan diimplementasikan dengan sungguh-sungguh bukan sekedar retorika. Bila semua regulasi dan kebijakan pemerintah disitulah Pancasila akan menemukan kesaktiannya yang tidak akan mudah tergoyah oleh ideologi lain. Meskipun dewasa ini, nilai-nilai Pancasila semakin terkikis oleh arus globalisasi yang secara langsung maupun tidak, namun Pancasila sebagai ideologi yang memilki nilai luhur masih berdiri kokoh dan tidak mudah tergoyahkan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI