Mohon tunggu...
Rafi Rafif
Rafi Rafif Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa fisioterapi

Seorang mahasiswa fisioterapi disalah satu kampus swasta yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Fenomena Maraknya Investor Muda di Masa Pandemi

23 Juni 2021   19:47 Diperbarui: 23 Juni 2021   19:54 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wabah pandemi coronavirus disease 2019 atau yang biasa kita kenal dengan virus Covid-19 telah memberikan dampak yang sangat signifikan baik dari bidang kesehatan, pendidikan, politik, sosial maupun ekonomi, semua aspek tersebut mengalami dampak yang sangat serius Karena adanya virus Covid-19 yang telah menyerang di seluruh dunia, termasuk Indonesia. 

Pengaruh yang ditimbulkan dari adanya pandemi virus Covid-19 salah satunya pada bidang ekonomi yang seakan - akan memberikan pemahaman kepada kaula muda terhadap pentingnya berinvestasi pada masa - masa sulit seperti saat pandemi virus covid-19.

Sebagaimana merujuk pada data yang telah dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), telah tercatat pada akhir Februari 2021, jumlah investor pasar modal sudah mencapai 4,51 juta investor. 

Padahal, pada penghujung tahun 2020, jumlahnya masih 3,88 juta investor. Artinya, dalam dua tersebut bulan, jumlah investor pasar modal sudah naik sebesar 16,24%. 

Sejalan dengan yang telah dikatakan oleh Head of Marketing & Retail PT Indo Premier Sekuritas Paramita Sari, walaupun adanya pandemi virus Covid-19, minat para investor muda untuk berinvestasi mengalami kenaikan hingga 2 kali lipat.

Kenaikan investor muda yang mencapai 2 kali lipat ini terjadi karena ada beberapa faktor pendukung lainnya diantaranya banyaknya waktu luang yang dimiliki generasi muda yang membuat mereka mencari informasi tentang investasi dan saham untuk menghasilkan income atau pemasukan pada masa pandemi virus Covid-19, menurut Paramita, dengan adanya waktu luang dan ditambah meningkatnya kesadaran generasi muda terkait berinvestasi, mereka akhirnya mau belajar dan berminat untuk melakukan investasi.

"Mereka mulai sadar di keadaan sekarang harusnya ada tabungan, ada investasi. Makanya ketika lagi ada waktu luang, mereka mulai mencari berbagai informasi dan salah satunya mengenai saham dan investasi seperti ini," ucapnya.

Faktor pendukung lainnya, diantaranya yang menyebabkan maraknya investor muda adalah banyaknya aplikasi untuk mempermudah melakukan investasi dan belajar investasi seperti investasi saham diantaranya ada aplikasi Ajaib dan IPOT, kemudia investasi reksadana ada aplikasi bibit dan bareksa, sedangkan aplikasi untuk belajar tentang saham ada aplikasi ternak uang.

Banyaknya investor muda ini juga memberikan dampak ekonomi yang cukup signifikant bagi perekonomian Indonesia, karena banyak para generasi muda tersebut telah me mahami seberapa pentingnya investasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara untuk menjadi lebih baik lagi seperti pada masa sebelum terjadinya pandemi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun