Jika tidak, gejolak yang terjadi berbulan-bulan itu bisa menjadi lebih parah. Contoh lainnya, efek dari informasi hoaks tentang  SARA. Berbagai analisis pengamat dan akademisi menyimpulkan dampaknya bisa membuat keretakan hubungan antar umat beragama. Belum lagi contoh fakta lainnya tentang efek dari informasi hoaks.
Sudah saatnya Kominfo lebih serius menangani virus Corona pada sektor informasi dan komunikasi. Apapun dan bagaimanapun kebijakannya, harus mampu menekan persentase jumlah hoaks. Paling tidak bisa mengurangi jumlahnya dalam kurung waktu per pekan.
Jika boleh penulis menyarankan, Kominfo melibatkan para hacker guna menelusuri akun-akun penyebar hoaks lalu memblokir agar tidak bisa lagi menggunakan akunnya tersebut.Â
Kemudian melibatkan trainer atau jurnalis lulusan Google Initiativ untuk menyuarakan bagaimana memverifikasi informasi agar tidak termakan hoaks. Entah penyampaiannya dilakukan melalui webinar atas training tiga hari. Tak lupa pula mahasiswa dan sarjana lulusan IT juga dilibatkan dalam hal ini.
Setelah komponen itu bersatu bergerak bersama, Kominfo mulai mengambil perannya menyuarakan tagar anti-hoaks di media sosial. Dengan begitu, netizen ikut membangikan informasi itu dengan mencantumkan tagar yang sama.Â
Terlepas dari penilaian efektif atau tidak, intinya segera dilakukan kalau ingin masyarakat "Gegana" karena hoaks. Tidak perlu berfikir lama, detik ini juga mulai bergerak. Jangan takut, jumlah kita sangat banyak. Kalau gerakan ini tersampaikan dengan baik dan sistematis, sekuat dan sehebat apapun penyebar hoaks itu pasti tumbang juga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H