Mohon tunggu...
Muhammad Rafiq
Muhammad Rafiq Mohon Tunggu... Jurnalis - Bersahabat dengan Pikiran

Ketua Umum Badko HMI Sulteng 2018-2020 | Alumni Fakultas Hukum Universitas Tadulako | Peminat Hukum dan Politik | Jurnalis Sulawesi Tengah

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Suatu Hari di Kantor Polisi

12 November 2017   13:27 Diperbarui: 12 November 2017   13:31 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Begini pak, kalau memang demikian, berikan kami bukti-buktinya."

"Sudahlah pak, ini sudah jelas, kami ada ribuan diluar, apa itu tidak cukup kuat."

"Begini pak, saya ingin...." belum selesai petugas itu berbicara. Pemimpin pria berjubah putih itu langsung memukulkan meja petugas, membentaknya dengan suara lantang.

"Pak, kalau memang tidak mau diproses, biar kami yang bawa pria  ini kedalam sel, mana kuncinya. Jangan salahkan kami jika sesuatu terjadi di kantor ini. Assalamualaikum."

Petugas itu pun bergegas menghalau para pria berjubah putih itu. Tapi, karena mereka bergerombolan masuk dalam kantor, petugas lainnya juga ikut menghalau dan terjadi adu mulut antara keduanya.

Pria berjubah putih enggan menuruti kemauan para petugas, dianggapnya hanya memperlambat penegakan hukum. Bagi mereka, buktinya sudah sangat jelas, pria bersorban ini tertangkap tangan di satu hotel beserta bukti dokumentasi dan rekaman video.

Dalam rekaman itu, pria bersorban mendoktrin semua masyarakat untuk berjihad melawan para penjahat negara. Mereka tidak seperti penjahat di pasar-pasar, jalanan, lorong kompleks perumahan warga, atau pun tempat hiburan malam. Penjahat ini aktif di gedung-gedung mewah, sekretariat organisasi, meja bundar dan ruang pimpinan.

Beragam aksi yang dilakukan, mulai dari menyodorkan berkas, kantongan hitam, meletakkan koper hitam di atas meja, atau obrolan tertutup. Jam aktifnya saja itu tertentu, kalau pun ada kesempatan, mereka biasanya datang berbaju kemeja putih, jaket hitam mengkilat serta pantopel hitam.

Saat akan menjalankan aksinya, mereka kemudian berkamuflase membaluti seluruh tubuh dengan jubah putih yang siap menghantam siapa saja yang menghalangi aksinya. Sampai-sampai, kalimat yang keluar tak ubahnya seperti seorang ulama yang berbicara tentang kebenaran. Bisa jadi, cara ini buat mereka tidak ketahuan, Identitas orang baik diterjemahkan dalam jubah mereka. 

Pria bersorban ini ditangkap karena dianggap mengganggu jalannya aksi mereka. Berjubah putih, jadi identias mereka untuk bisa mengalihkan mata masyakat kalau memang itu benar pria bersorban adalah penjahat sesungguhnya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun