Ku tuliskan puisi yang telat
Cacat akan syarat
Sejak sajakku tak lagi menyayat
Seusai ucap tepat pada 00.00 yang melaknat
Mencintaimu tak kenal waktu; pukul dan tempat
Dan dalam sepucuk puisi amatir yang melarat
Hujan dan senja tak ada guna
bagai mantra guna guna yang meleset alamat pastinya
Sebait tertulis tulus dengan air mata lugu
Teriringi lagu lagu rindu yang menghujani wajahmu
Puisiku tak akan pernah datang terlambat
Diam diam merayap
Kata kata menguap
Hingga cicak cicak di dinding
Yang memantau waktu pada genap usiamu
Tanpa ragu merangkul desember
Yang tak mungkin ingkar
Menanam doa pada hati yang pernah memar.
Menyelinap masuk pada bilik hatimu
Membisikkan sesuatu tentang kisah kasih dan rindu
Berlahan mengetuk pintu
Puisiku tak tahan menjadi doa di sepertiga malalmmu.
Belitar, teruntuk gadis bermata kenangan
2 desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H