Mohon tunggu...
m rafirafiqi
m rafirafiqi Mohon Tunggu... Penulis - Penyair yang menyiarkan air matanya sendiri

Menulikan apa saja yang dirasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Pada 00.00

2 Desember 2018   19:23 Diperbarui: 2 Desember 2018   19:24 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku tuliskan puisi yang telat

Cacat akan syarat

Sejak sajakku tak lagi menyayat

Seusai ucap tepat pada 00.00 yang melaknat

Mencintaimu tak kenal waktu; pukul dan tempat

Dan dalam sepucuk puisi amatir yang melarat

Hujan dan senja tak ada guna

bagai mantra guna guna yang meleset alamat pastinya

Sebait tertulis tulus dengan air mata lugu

Teriringi lagu lagu rindu yang menghujani wajahmu

Puisiku tak akan pernah datang terlambat

Diam diam merayap

Kata kata menguap

Hingga cicak cicak di dinding

Yang memantau waktu pada genap usiamu

Tanpa ragu merangkul desember

Yang tak mungkin ingkar

Menanam doa pada hati yang pernah memar.

Menyelinap masuk pada bilik hatimu

Membisikkan sesuatu tentang kisah kasih dan rindu

Berlahan mengetuk pintu

Puisiku tak tahan menjadi doa di sepertiga malalmmu.

Belitar, teruntuk gadis bermata kenangan

2 desember 2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun