Kita seharusnya malu  dengan Amerika, produksi garam per hari Amerika saja sudah menembus  nominal ratusan ribu ton, namun Negara maritim kita hanya ratusan ribu  kg saja. Amerika padahal menghasilkan garam melalui proses yang rumit  karena harus mengalirkan air laut ke daratan yang berupa bongkahan  gunung namun dilihat dari produksi perharinya masih jauh di atas Negara  kita yang sebenarnya sangat mudah dalam proses menghasilkan garam tanpa  harus membongkah gunung dan sebagainya. Dalam memproduksi garam yang bahan  dasarnya berasal dari air laut, perlu dilakukan sebuah inovasi produksi  dengan teknologi sehingga kapasitas air laut yang ada di wilayah  perairan Indonesia dapat dimaksimalkan keberadaannya untuk memproduksi  garam yang melimpah.Â
Tentu saja hal semacam ini perlu menjadi perhatian  khusus bagi pemerintah. Pemerintah sebagai penyedia sarana dan prasarana  masyarakat dalam penyediaa barang publik, haruslah bersifat kredibel  dan professional. Dalam UU telah ditetapkan bahwa air, api  dan udara adalah milik masyarakat umum dan Negara merupakan satu --  satunya yang berhak untuk mengelolanya, artinya SDA yang berasal dari  ketiga sumber tersebut tidak diperbolehkan di produksi oleh individu  atau swasta, karena berpotensi untuk di kapitalisasi. Sehingga peran  pemerintah dalam mengelola SDA yang berasal dari ketiga sumber tersebut  mutlak adanya dan hasil produksinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat  umum sebagai barang publik.
Dengan potensi pertanian yang  ada di Indonesia dibandingkan dengan Negara lain sudah sepantasnya  Indonesia berspesialisasi produksi pada sektor tersebut mengingat  berbagai faktor yang mendukung. Sehingga dengan kita berspesialisasi  pada sektor pertanian, potensi sektor pertanian yang ada di Negara kita  dapat dimaksimalkan sebagai komoditas ekspor yang dikirim ke sesama  Negara anggota ASEAN maupun dunia dengan demikian hasil pertanian dapat  meningkatkan devisa Negara dan kurs rupiah terhadap mata uang asing akan  terapresiasi sehinhha perekonomian Negara kita dapat tumbuh berdasarkan  presentase maupun secara indikator pembangunan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H