1 jam sama dengan 7 tahun. Kebayang ngga, tuh? Ngedip di galaksi lain, udah setara dengan beberapa hari di bumi kita ini. Itu yang membuat film ini menjadi salah satu fiksi-ilmiah terbaik sepanjang masa.
Catatan dari film ini mengajak para penontonnya, memahami teori bahwa “waktu itu relatif”, bisa jadi cepat, lambat, maju, atau mundur. Bahkan, semua fenomena yang ditampilkan, dapat dijelaskan secara ilmiah; sampai dibuat buku yang berjudul “The Science of Interstellar” oleh Kip Thorne.
Penulisnya adalah seorang professor fisika peraih nobel dari Institute Technology of California, yang juga terlibat dalam pembuatan film, funfact: Kip Thorne adalah teman dari Stephen Hawking, fisikawan teoretis sekaligus kosmolog yang berkontribusi besar dalam bidang kosmologi, gravitasi, dan teori kuantum. Singkatnya, Stephen Hawking adalah ilmuwan jenius setara Albert Einstein yang kisahnya pernah diangkat dalam sebuah film “The Theory of Everything”.
Sebagai pengingat, tulisan ini bukanlah promosi film dari “Interstellar”, tetapi ilmu teori relativitas di dalamnya, merupakan hal menarik yang selalu ramai diperbincangkan oleh fisikawan dari ke masa ke masa.
Kip Thorne, seorang pakar fisika peraih nobel dan Christopher Nolan, sutradara yang kita ketahui sangat idealis, mereka berkolaborasi membuat film ini yang bukan hanya jenius dari sisi ceritanya, tetapi juga akurat secara ilmiah.
Black Hole Gargantua digambarkan dari rumus gravitasi Einstein yang ditulis ulang oleh Kip Thorne, digunakan untuk melihat bagaimana black hole sebaiknya ditampilkan di layar. Oleh karenanya, banyak ilmuwan menjadikan gambaran black hole tersebut sebagai rujukan untuk dikaji dimana-mana.
Lalu, bagaimana cara black hole mengubah waktu dari 1 jam menjadi 7 tahun?
Ada dua istilah yang harus dipahami terlebih dahulu: gravitasi dan relativitas. Gravitasi adalah sesuatu yang dapat bergerak melintasi dimensi seperti waktu. Gravitasi dan relativitas merujuk pada satu teori terkenal dari Einstein, yang ditulis dalam bukunya berjudul “General Relativity”. Teori ini dapat merubah cara pandang kita terhadap ruang dan waktu, bahwa ruang dan waktu tidak akan sama di setiap tempat.
Para ilmuwan menggambarkannya seperti trampoline, jika kita letakkan bola berat di tengahnya, maka bola-bola kecil di memutarinya, akan berbelok seakan tertarik mengitari bola besar, ini yang disebut gravitasi versi Einstein. Hal tersebut yang membuat planet-planet mengitari matahari, dan berlaku untuk seluruh alam semesta.
Lalu, apa hubungannya dengan waktu?
Waktu tidak dapat dipisahkan dari ruang, itulah mengapa disebut space-time atau ruang waktu. Dalam trampoline tadi, karet trampoline mewakili lembaran ruang sekaligus waktu, artinya waktu seperti karet yang dapat merenggang akibat hadirnya benda bermassa besar seperti matahari.