Mohon tunggu...
Rafi Noval
Rafi Noval Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNDIP JAYA

Perkenalkan nama sara Rafi noval saya merupakan salah satu mahasiswa Universitas Diponegoro

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa KKN Tim 1 Undip 2022 Manfaatkan Sampah Daun Kering Menjadi Pupuk Kompos

4 Februari 2022   16:50 Diperbarui: 4 Februari 2022   16:51 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Desa waru, Kabupaten Demak (04/02) -- SDGs memiliki 17 poin, salah satunya poin ke-15 yaitu "Life Of Land" yang bertujuan mengelola lingkungan secara berkelanjutan dan merehabilitasi kerusakan alam. 

Di Desa Waru Kebiasaan membakar sampah daun kering di sekitar halaman rumah sudah menjadi hal yang lumrah, sedangkan daun-daun kering yang dibakar dapat melepaskan zat pengritasi ke udara yang dapat menimbulkan gangguan sistem pernapasan dan ganguan kesehatan lainnya, tidak hanya menimbukan pencemaran udara dan mempengaruhi kelestarian lingkungan, membakar daun kering di tempat terbuka dapat menghasilkan materi partikular dan hidrokarbon yang mengandung senyawaan racun, iritan, dan karsinogenik. Oleh karena itu masalah ini diangkat menjadi program utama yang bersesuaian dengan SDGs poin ke-15.

Salah satu upaya perwujudan SDGs poin ke-15 yaitu Mahasiswa KKN TIM I UNDIP melakukan sosialisasi mengenai pemanfaatan daun kering menjadi pupuk kompos, yang di lakukan melalui sosialisasi langsung dan poster-poster yang ditempelkan di tempat umum dan tetap mematuhi protokol COVID-19.

Sosialisasi pemanfaatan daun kering menjadi pupuk kompos (Sumber : Dokumentasi Pribadi) 
Sosialisasi pemanfaatan daun kering menjadi pupuk kompos (Sumber : Dokumentasi Pribadi) 

Tidak hanya itu, Mahasiswa TIM 1 KKN UNDIP mencoba membuat pupuk kompos dari daun kering sesuai dengan tata cara pembuatan pupuk kompos yang disosialisasikan. Produk tersebut diberi nama "PUKITA" (Pupuk Kompos Inovasi Kita). 

Pembuatan pupuk kompos ini terbilang sangat mudah dan bisa dilakukan oleh setiap warga desa, cukup menyediakan daun kering di sekitar rumah, tanah, wadah tertutup, air, dan nasi sisa untuk sumber bakteri pengurainya. Produk ini di bagikan kepada warga setempat sebagai salah satu contoh penerapan memanfaatan daun kering menjadi hal yang lebih bermanfaat. 

Pembagian pupuk kompos
Pembagian pupuk kompos "PUKITA" kepada ibu-ibu PKK (Sumber : Dokumentasi Pribadi) 

Program ini disambut positif oleh warga setempat, dikarenakan dapat menghilangkan kebiasaan membakar daun kering yang kurang bermanfaat dan juga program ini dapat mengedukasi warga setempat untuk memanfaatkan daun kering menjadi pupuk kompos yang bermanfaat bagi tanaman di sekitar.

Penulis : Putra Rafi Noval Qobriansyah (Fakultas Sains dan Matematika)

Dosen Pembimbing : An'im Kafabih, S.E., M.E

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun