Misalnya dengan lebih mengedepankan PPL dibandingkan skripsi. PPL akan menjadi saran penyalur bakat dan pengasahan kemampuan mahasiswa, karena ketika PPL mahasiswa memang dihadapkan langsung dengan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan program studi yang diambil.
Selain itu, pemerintah juga harus mengambil langkah tegas untuk memberikan efek jera kepada para calo yang menyediakan jasa jual-beli skripsi maupun copy-paste skripsi. Seharusnya, para calo itu melakukan hal tersebut secara sembunyi-sembunyi, namun nyatanya iklan tentang jual-beli skripsi dan copy-paste skripsi ini bisa ditemukan dengan mudah di sekitaran kampus, baik dalam bentuk brosur, iklan, poster, dan masih banyak lagi. Hal ini terjadi karena pemerintah tidak memberikan efek hukuman kepada para calo skripsi.
Pihak perguruan tinggi juga harus melakukan pengawasan serta memberikan pengarahan kepada dosen dosen yang ada agar lebih membimbing mahasiswa ketika menyusun skripsi, bukan memaksakan mahasiswa mengerjakan skripsi sesuai dengan minat dan bakat mereka. Karena setiap mahasiswa tentu saja memiliki minat yang berbeda-beda. Tidak bisa selalu disamakan.Â
Pihak perguruan tinggi juga bisa membantu program pemerintah dan pengedepanan PPL dibandingkan skripsi tadi. Jangan sampai mahasiswa yang lulus, malah hanya menajdi robot yang tidak tahu apa-apa selain diperintah.
Mahasiswa juga seharusnya lebih berfikir kritis tentang fenomena skripsi ini. Jangan hanya dijadikan domba gembala yang selalu dituntun dan diberikan arahan baru bergerak. Mahasiswa adalah agen perubahan yang peka terhadap lingkungannya.Â
Ketika skripsi ini dianggap penting sebagai salah satu syarat kelulusan menjadi seorang sarjana, memang sah-sah saja, asalkan memang benar-benar sesuai dengan minat dan bakat mahasiswa serta dapat digunakan ketika ingin melamar pekerjaan. Namun ketika skripsi sekarang hanya sebagai formalitas belaka, mahasiswa harus mampu bersuara dan meminta pertanggung jawaban kepada perguruan tinggi atas seberapa pentingkah skripsi itu sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H