Mohon tunggu...
Rafinita Aditia
Rafinita Aditia Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi program Komunikasi dan Penyiaran Islam

Penapak Jenjang s1 yang masih belajar.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menelusuri Pasar Panorama Kota Bengkulu, Saksi Bisu Perjuangan Suardi Mencari Rezeki

14 Mei 2019   21:11 Diperbarui: 14 Mei 2019   21:23 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dan jika di sore hari jalanan macet karena pasar akan lebih ramai sebab para pedagang menjual dagangannya lebih murah, takut dagangan tersebut tidak segar lagi untuk dijual keesokan harinya.

Namun di bulan Ramadan seperti sekarang, Pasar Panorama biasanya mengalami kemacetan di sore hari. Hal ini karena saat sore, banyak sekali pedagang yang berjual takjil serta lauk untuk berbuka.

Bukan hanya itu, banyak pula pedagang yang menjual alat sholat, kue kering, toples, hingga ke buku Iqra' seperti yang dijajakan oleh Pak Suardi.

"Kita kerja harus Lillah, gak boleh kenal lelah. Apalagi kalo puasa dijadikan alasan malas malasan. Nggak akan berkah puasa kita, begitupun rezeki", tambah Suardi.

Meskipun usianya memasuki senja, namun semangatnya tetap membara. Ia tetap menjajakan dagangannya kepada orang-orang yang lalu lalang di Pasar Panorama, meskipun belum ada yang tertarik membeli nya.

Matahari semakin redup dan hari semakin gelap. Jam telah menunjukkan pukul 05.30. Suardi mulai merapikan dagangannya untuk bersiap pulang.

Dimasukkannya seluruh dagangan miliknya kedalam kresek hitam yang cukup besar. Kemudian di letakkannya di atas sepeda tua miliknya, sambil kemudian diikat dengan tali rapia.

Sembari beristirahat sejenak, Suardi berpesan, "Belajarlah dengan sungguh-sungguh, agar nanti mampu memperoleh rezeki yang berkah dari Allah". Tak lama kemudian, Suardi beranjak.

Ia meninggalkan pasar tersebut sembari menuntun sepeda tuanya dengan badan nya yang renta. Namun tentu saja, pasar tetap pada aktifitasnya. Ramai, sesak, penuh dengan harapan para pedagang lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun