Ramadhan merupakan bulan yang selalu dirindukan oleh seluruh umat muslim di dunia, karena ramadan selalu diselimuti dengan berbagai cerita. Mulai dari serunya sahur bersama keluarga, seharian menahan lapar dan dahaga, ngabuburit di sore hari sambil berkeliling kota, hingga sukacita menyambut waktu berbuka.
Tentu saja di bulan Ramadan ini juga banyak sekali wacana untuk berbuka puasa bersama, entah yang memang terlaksana, atau yang hanya menjadi wacana. Biasanya saat berbuka puasa di luar, kita sering kali membeli minuman dingin yang segar. Tanpa kita sadari, saat membeli minuman di luar kita telah menyakiti bumi. Mengapa ? karena ketika kita membeli minuman di luar, kita pasti akan mendapat sedotan plastik.
Menurut survei, 86% sampah plastik di dunia berasal dari Asia, salah satunya yaitu Indonesia. Sampah plastik yang paling mendominasi di Indonesia yaitu sedotan plastik. Jumlahnya mencapai 93.2 juta unit per hari. Jika sampah sedotan itu dibariskan bisa mencapai 16.784 km. Itu sama dengan jarak Jakarta -- Mexico City (Info lengkap bisa dicek di sini). Bahkan salah satu situs lingkungan hidup, Ecowatch, memprediksi pada tahun 2025 Indonesia akan menjadi salah satu dari lima negara yang menjadi penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.
Diperlukan waktu lebih dari 400 tahun agar sampah yang berbahan plastik ini dapat terurai. Saat kita membuang sedotan sembarangan, ingatlah bahaya apa yang akan terjadi dari perbuatan kecil yang telah kita lakukan. Sedotan itu tidak akan terurai selama 400 tahun, dan lama kelamaan akan mencemari lingkungan yang ada.
Sedotan plastik tidak hanya berbahaya bagi lingkungan, namun juga bagi seluruh mahkluk hidup di bumi, termasuk manusia, hewan, dan tumbuhan. Salah satunya yaitu bahaya bagi hewan biota laut. Sebagai contoh pada tahun 2015, para ilmuwan asal Costa Rica menemukan seekor kura-kura laut yang terlihat memiliki cacing parasit di hidungnya. Namun setelah diselidiki, para ilmuwan menemukan bahwa yang tersangkut di saluran nafas sang kura-kura bukanlah cacing parasit, melainkan sebuah sedotan yang berukuran 10 cm.
Sudah terbayang bukan betapa mengerikannya dampak dari sedotan plastik ini ? Miris sekali jika kita sudah tau akan hasil dari yang kita perbuat, namun masih melakukan perbuatan tersebut. Bahkan makluk lain yang tidak menggunakan sedotan plastik, seperti sang kura-kura, juga harus merasakan dampak dari sedotan plastik yang kita gunakan.
Lalu, apakah kita akan tetap diam dan tidak peduli ? Setidaknya kita harus melakukan sebuah langkah perubahan agar bumi menjadi lebih baik tanpa sedotan plastik. Apalagi di bulan Ramadhan ini, satu kebaikan akan dibalas dengan 700 kebaikan. Bayangkan jika hanya dengan tidak menggunakan sedotan plastik kita sudah mendapat 700 kebaikan, mengapa kita tidak mau melakukannya ?
 Salah satu langkah kecil yang dapat kita lakukan untuk menyelamatkan bumi yaitu dengan cara mulai mengganti penggunaan sedotan plastik dengan sedotan stainless yang mampu memberikan dampak yang lebih positif. Apa salahnya jika kita mulai membiasakan diri membawa sedotan staainless kemana mana. Apalagi ukuran dan beratnya sangatlah kecil dan ringan. Sedotan stainless juga dapat digunakan kembali dan tahan lama jika dirawat dengan baik. Sehingga kita tidak perlu lagi menggunakan sedotan plastik setiap ingin minum apapun.
Sudah saatnya kita mulai menjadikan bumi lebih baik dengan menghindari sedotan plastik. Jangan sampai kita menjadi makhluk Allah yang tidak pandai bersyukur dan merawat apa yang Allah titipkan. Karena bumi sebagai tempat kita tinggal, juga merupakan titipan Allah yang harus kita rawat dan jaga bersama !Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H