Selamat Hari Pendidikan Nasional ! Semoga pendidikan di Indonesia semakin berjaya sampai ke kancah dunia, semoga segudang inovasi mampu menorehkan berjuta prestasi, dan semoga seluruh ide dan gagasan mampu untuk segera dilaksanakan !
      Siapa yang tidak tahu dengan peringatan yang dilaksanakan setiap tanggal 2 Mei ini. Tentu saja peringatan Hari Pendidikan Nasional atau yang biasa disingkat Hardiknas sudah tak asing lagi di telinga kita. Karena sejak masih berada di bangku sekolah, kita pasti selalu merayakan peringatan Hari Pendidikan Nasional. Umumnya, perayaan Hardiknas dilakukan dengan melakukan upacara di seluruh institusi pendidikan yang ada di Indonesia. Biasanya para guru bahkan murid akan menyampaikan pidato mengharukan demi mengenang jasa-jasa Ki Hajar Dewantara dalam memperjuangkan pendidikan di negeri ini. Â
      Berbicara tentang Hardiknas, Berikut ada beberapa Fakta Unik dibalik Hari Pendidikan Nasional :
- Wujud Penghormatan
Ki Hajar Dewantara lahir di Pakualaman, 2 Mei 1889. Nama Ki Hajar Dewantara sebenarnya bukanlah nama asli dari sosok yang dikenal sebagai Bapak Pendidikan Nasional ini. Nama aslinya adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat. Baru pada tahun 1922, namanya berganti menjadi Ki Hajar Dewantara, selanjutnya disingkat sebagai KHD. Karena jasa-jasanya yang telah memperjuangkan pendidikan di Indonesia dan melawan sistem pendidikan Hindia Belanda, tanggal kelahirannya diwujudkan sebagai penghormatan dan dirayakan sebagai Hari Pendidikan Nasional.
- Awal Mula Hardiknas
Hardiknas pertama kali dicetuskan oleh Muhammad Yamin. Pada tahun 1954, Muhammad Yamin memberikan usulan ke Presiden Soekarno untuk menjadikan tanggal 2 Mei sebagai peringatan Hari Pendidikan Nasional. Usulan itu diterima dan secara resmi tertulis pada Surat Keputusan Presiden RI No. 305 tahun 1959 tertanggal 28 November 1959. Saat itu Ki Hajar Dewantara juga diangkat sebagai Bapak Pendidikan Nasional.
- Awal Peringatan
Sudah disebutkan sebelumnya bahwa secara resmi penetapan Hari Pendidikan Nasional sudah sejak tahun 1959. Meskipun demikian, peringatan rutin baru diadakan sejak tahun 1967.
- Anak Putus Sekolah Ikut Merayakan
Tidak hanya para praktisi pendidikan saja yang dapat merayakan Hari Pendidikan Nasional, ribuan anak-anak yang kurang beruntung mencicipi bangku pendidikan lebih lanjut atau putus sekolah juga ikut merayakan euforia peringatan Hardiknas. Seperti yang terjadi di tahun 2017, ribuan anak putus sekolah merayakan Hardiknas di Stadion Letjen Soedirman, Jawa Timur.
- Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani
Ki Hajar Dewantara juga memiliki semboyan yang sangat terkenal dari dulu hingga sekarang. Semboyan itu ialah "Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani".
- Ing Ngarso Sung Tulodho artinya yang berada di depan (seorang pemimpin) harus mampu menjadi tauladan.
- Ing Madyo Mangun Karso artinya yang berada di tengah kesibukannya juga harus mampu membangkitkan atau menggugah semangat.
- Tut Wuri Handayani artinya yang berada di belakang harus mampu memberikan dorongan moral dan semangat kerja. Semboyan Tut Wuri Handayani ini kini menjadi slogan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Pada Momen Hardiknas ini, sudah sepatutnya menyadarkan kita untuk lebih mengingat lagi jasa sang pahlwan pendidikan dan berusaha meneruskan perjuangan yang telah dilakukan. Jika bukan karena nya, mungkin sekarang kita bukan lah siapa siapa.
Terima kasih pahlawan Indonesia, Terima kasih Ki Hajar Dewantara !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H