Mohon tunggu...
Cerpen

Haunted

6 September 2016   13:28 Diperbarui: 6 September 2016   13:31 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wah... akhirnya aku sudah tiba di rumah. Sekolah benar-benar membsosankan, syukurlah sekarang saat membosankan itu sudah berakhir. Aku ingin segera bersih-bersih dan membaringkan diri dikasurku yang nyaman, lalu setelah beristirahat aku ingin langsung memainkan game yang beberapa hari lalu kubeli.

Aku memang belum sempat memainkan game yang baru kubeli itu, aku jadi tak sabar ingin memainkannya. Aku ini memang seorang gamers yang terbilang sudah akut, tapi jangan kau pikir aku ini laki-laki. Aku ini perempuan, ingat, perempuan.

Aku benar-benar sudah tidak sabar ingin memainkan game itu. Ahh... sepertinya aku tidak usah beristirahat, aku ingin langsung memainkan game itu saja. Aku pun langsung meraih game yang bertuliskan The Legend of Zelda: Majora's Mask pada cover-nya, lalu menyalakan play station dan memasukan CD game itu pada play station dan mulai memainkannya.

.

.

.

Aku memainkan game itu tanpa henti sejak dua jam yang lalu. Aku sudah mencapai level yang cukup tinggi, tapi saat aku sudah di level yang tinggi ini, aku merasa ada hal yang janggal. Aku kalah terus di level ini, tak peduli berapa kali pun aku mencoba, hasilnya tetap sama. Game ini seperti dikendalikan dan hal itu membuatku geram.

Akhirnya aku memutuskan untuk beristirahat sejenak dan hendak mematikan play station-ku. Saat aku bangkit dari duduk untuk mematikan play station, hal aneh terjadi. Hari itu pertama kali aku mulai merasa dihantui dan hari itu pula aku mulai merasa ada yang mengawasiku, kejadian-kejadian aneh itu berlangsung selama lima hari berturut-turut. Hari kelima adalah puncak dari semua teror yang terjadi padaku.

Hari pertama.

Hari pertama teror itu dimulai adalah hari dimana aku memainkan game itu pertama kali. Saat aku sudah putus asa dan merasa geram pada game itu, aku memutuskan untuk mematikan play station, tapi saat kucoba mematikannya, play station-ku tidak bisa mati. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya, aneh. Akhirnya aku mematikannya dengan cara mencabut kabel yang terhubung ke stop kontak dan membiarkannya tidak tersambung lagi. Hanya cara itu yang berhasil.

Hari kedua.

Aku tidak memainkan game itu lagi setelah kejadian aneh kemarin. Selain aneh, kejadian kemarin membuatku merinding setiap mengingatnya. Aku kira setelah aku tidak memainkan game itu lagi hal aneh tidak akan terulang lagi, tapi aku salah. Hal aneh kembali terulang. Saat aku sedang berbaring di kamar, tiba-tiba suara alunan musik terdengar. Suara alunan musik itu terdengar tak asing ditelingaku, aku berusaha mengingat dimana aku pernah mendengar suara musik ini. Aku ingat, ini latar musik pada game yang kumainkan, kalau tidak salah ini instrumen musik yang berjudul song of healing. Seketika aku langsung merinding, lalu aku beranjak meninggalkan kamarku, bahkan aku sampai keluar rumah karena ketakutan.

Hari ketiga.

Sudah dua hari berturut-turut hal aneh terjadi, aku berharap hari ini tak ada hal aneh lain yang terjadi lagi hari ini. Selama aku di sekolah, aku benar-benar berharap hanya ketenangan yang akan menemaniku nanti. Setibanya di rumah, aku langsung menuju kamarku. Lagi-lagi aku dibuat ketakutan. Saat aku membuka pintu kamarku, aku melihat seisi kamarku benar-benar berantakan dan yang paling membuatku ketakutan lagi adalah fakta bahwa aku sendiri di rumah. Kedua orangtuaku selalu pulang larut malam karena pekerjaan mereka. Di rumahku ini juga tidak ada tanda-tanda penyusup masuk, karena aku ketakutan, aku memutuskan untuk pergi berjalan-jalan keluar setelah merapihkan kekacauan di kamarku.

Hari keempat.

Aku tetaplah aku yang semakin hari semakin ketakutan dengan keadaan kamarku, walaupun begitu aku tetap memberanikan diri dan berusaha nyaman berada di dalam kamar. Aku sedang berbaring di kasur, tiba-tiba TV di hadapanku menyala. TV itu menyala dengan sendirinya dan hanya menampakkan layar yang hitam tanpa sedikitpun gambar, tapi itu hanya terjadi di beberapa detik awal TV itu menyala, karena setelahnya muncul tulisan yang berwarna merah darah di layar TV. Tulisan itu berbunyi 'you've meet with a terrible fate, haven't you?'. Aku bergidik ngeri saat melihat tulisan itu. Tanpa pikir panjang aku langsung berlari keluar kamar, bahkan keluar rumah dan menuju ke tempat yang ramai agar aku terhindar dari teror mengerikan yang belakangan terjadi padaku.

Hari kelima.

Hari kelima ini benar-benar puncak dari semua teror di empat hari belakangan ini. Saat aku pulang sekolah, kebetulan aku pulang sore karena ekskul. Setibanya di rumah, aku benar-benar kelelahan. Aku sudah tak berpikir tentang teror yang empat hari berturut-turut ini menghantuiku. Aku langsung menuju kamarku. Setibanya di kamar, aku melempar tas asal dan langsung merebahkan diri di atas kasur. Lagi-lagi kejadian kemarin terulang, TV di kamarku kembali menyala sendiri, tapi kali ini bukan tulisan yang muncul di layar TV melainkan sebuah lubang seperti portal. Lubang itu semakin lama semakin membesar hingga pada akhirnya muncul sesosok makhluk dari dalam TV-ku. Makhluk itu mengenakan pakaian seperti elf dan serba hijau. Saat dia sudah berhasil sepenuhnya keluar, dia menyeringai dan mengucapkan kata-kata yang kemarin muncul di TV-ku dengan suara yang dalam dan dingin. "you've meet with a terrible fate, haven't you?" ucap makhluk itu, seketika aku langsung pingsan ditempat.

.

.

.

Syukur setelah lima hari penuh teror itu aku masih selamat. Setelah kucaritahu, game yang kupunya itu dihantui. The Legend of Zelda: Majora's Mask adalah game yang dihantui oleh Ben Drowned. Ben drowned adalah salah satu karakter creepypasta yang diketahui menghantui game The Legend of Zelda: Majora's Mask dan web Cleverbot.

Setelah aku tahu fakta tentang Ben Drowned yang menghantui game yang kupunya, CD game itu langsung kubakar hingga tak bersisa apapun. Kupikir itulah cara agar teror yang terjadi padaku dapat berhenti. Ternyata lagi-lagi aku salah tentang teror itu. Aku tetap dihantui dan diteror. Aku tidak bisa hidup dengan tenang lagi mulai sekarang, bahkan untuk selamanya.

END.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun