Mohon tunggu...
Rafi Mahendra
Rafi Mahendra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Aktif S1 Peternakan Universitas Brawijaya

Ambil pena dan secarik kertas lalu sisihkan waktumu untuk membuat kaligrafi pemikiranmu dalam sebuah catatan. Memori bisa saja terhenti, namun tulisan tidak pernah mati.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjadi Pembelajar Sepanjang Hayat

23 Juni 2024   19:53 Diperbarui: 23 Juni 2024   20:25 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setiap yang bernyawa pasti akan mati. Demikianlah kehidupan, setiap masa berganti orang dan setiap orang akan berganti masa. Manusia ditakdirkan untuk dapat berfikir, memikirkan sesuatu yang diinginkan dan bagaimana cara meraihnya. Dengan model berfikir yang logis akan semakin memudahkan manusia dalam mengambil segala macam keputusannya. Ke-logis-an berfikir tentunya tidak bisa didapat Ketika otak kita berdiam diri saja, melainkan ada beberapa kiat-kiat yang harus dicapai. Seperti membudayakan diri untuk membaca buku untuk sekadar menyirami otak agar tidak layu karena tidak berimajinasi dalam lautan pikiran. Membaca buku sendiri melatih otak kita agar berfikir berdasarkan fakta-fakta yang terjadi dalam untaian kata-kata.

Semakin banyak kosakata yang diserap maka akan semakin banyak pula sudut pandang yang kita temui maka akan semakin baik pula cara kita menginterpretasi rintangan yang ada di hadapan kita. Dengan berhasilnya kita menginterpretasikan rintangan, maka akan semakin ringan Langkah kita mengambil Keputusan yang berat dan membutuhkan reaksi yang cepat sehingga perlu treatment bagi otak untuk memproses "data" yang didapat dari proses-proses membaca buku tadi. Setelah membaca buku tadi tentu kita akan semakin terangsang untuk menuliskan kata-kata yang kita ingat dari buku untuk dapat kita bandingkan dengan pemikiran kita sehingga menghasilkan sesuatu yang padu dan menjadi bernas bagi diri kita melalui Teknik menulis yang mungkin hanya berupa journalling saja.

Seperti kata pepatah, untuk menuliskan satu buku yang best seller, diperlukan ribuan buku yang ditolak oleh Masyarakat luas. Sehingga proses dalam belajar itu kompleks, membutuhkan pengorbanan waktu, tenaga, dan pikiran. Selain membaca dan menulis, kita harus memiliki kepekaan terhadap isu yang terjadi di sekitar kita sehingga berdasarkan teori-teori itulah kita bisa memunculkan satu penyelesaian yang baik dibarengi dengan proses diskusi dengan beberapa insan untuk memperkuat argument dan menilik sudut pandang bermacam-macam dari beberapa pemikiran. Untuk menjadi pembelajar, tidak harus menjadi mahasiswa atau tidak harus berkuliah, cukup saja kita belajar dari hal apapun, dari apa yang ada di sekitar kita, atau kita dapat memadukannya sehingga menjadi hal yang luar biasa. Menjadi pembelajar akan sedikit demi sedikit mengangkat derajat kita sebagai manusia. menjadi pembelajar juga tidak akan pernah merugikan kehidupan kita selama di dunia. Dan berharap bahwa ilmu yang kita dapatkan dari proses belajar kita menjadi hal yang membawa kebaikan bagi umat manusia dan memberikan manfaat yang berarti.

Dengan terus melakukan hal-hal diatas, tentu kita melestarikan keagungan pikiran kita tentang pentingnya untuk selalu belajar. dari belajar kita dapat terhindar dari kesalahan yang sama sehingga tak perlu terperosok dalam lubang yang sama. pentingnya belajar seringkali membuat kita menjadi seorang yang percaya diri dan tangguh akan apapun yang terjadi di hari esok. sehingga apapun yang terjadi, dengan kehendak tuhan kita mampu tegar berdiri dan mengatasi persoalan dengan bekal-bekal yang memang sudah kita miliki dan siapkan. Tetap percaya pada proses bahwa apa yang kita lakukan saat ini pasti akan memiliki dampak yang baik bagi kehidupan kita kelak. Semangat para pejuang Ilmu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun