Cerita ini mengikuti perjalanan Rina, seorang mahasiswa psikologi di sebuah universitas ternama. Rina adalah sosok yang ambisius, namun juga menghadapi berbagai tantangan dalam hidupnya. Sejak awal kuliah, ia merasa tertekan dengan tuntutan akademik dan harapan orang tuanya. Dalam perjalanan studinya, Rina mulai merasakan kecemasan dan kebingungan, terutama ketika harus memilih antara dua jurusan yang sangat berbeda antara psikologi klinis atau psikologi pendidikan.
Di tengah kebingungan itu, Rina bertemu dengan beberapa teman yang memiliki pandangan berbeda tentang pendidikan dan karir. Ada Dito, yang bercita-cita menjadi psikolog klinis dan sangat fokus pada penelitian, serta Sari, yang lebih memilih untuk berkarier di bidang pendidikan dan pengembangan anak. Percakapan dengan mereka membawanya pada refleksi mendalam tentang tujuan hidup dan makna pendidikan.
Rina kemudian mengikuti serangkaian seminar dan diskusi yang dipandu oleh dosen-dosen inspiratif. Salah satu dosen, Dr. Andi, memperkenalkan Rina pada teori-teori psikologi pendidikan, seperti teori pembelajaran konstruktivis yang menekankan pentingnya pengalaman dan konteks dalam pembelajaran. Rina mulai menyadari bahwa pendidikan tidak hanya tentang mendapatkan nilai tinggi, tetapi juga tentang bagaimana pengalaman tersebut membentuk identitas dan tujuan hidup seseorang.
Dengan pemahaman baru ini, Rina akhirnya memutuskan untuk mengambil jalan yang berbeda. Ia memilih untuk fokus pada psikologi pendidikan, bertekad untuk membantu anak-anak memahami potensi mereka dan menemukan cara belajar yang sesuai dengan mereka.
Cerita ini dapat dikaitkan dengan beberapa teori psikologi pendidikan, antara lain:
1. Teori Konstruktivisme: Rina belajar bahwa pembelajaran yang efektif terjadi ketika siswa terlibat secara aktif dalam proses belajar, bukan sekadar menerima informasi. Ini terlihat ketika Rina terinspirasi oleh diskusi dan pengalaman praktis yang ia ikuti.
2. Teori Belajar Sosial: Interaksi Rina dengan teman-teman dan dosen menunjukkan bagaimana observasi dan interaksi sosial berperan dalam pembelajaran. Melalui diskusi dan berbagi pengalaman, Rina dapat merefleksikan pilihan karirnya.
3. Teori Motivasi: Pengalaman Rina mencerminkan pentingnya motivasi intrinsik dalam pembelajaran. Ia menyadari bahwa motivasi yang berasal dari dalam diri (seperti keinginan untuk membantu orang lain) lebih berharga daripada sekadar memenuhi ekspektasi orang lain.
4. Teori Identitas Sosial: Perjuangan Rina dengan harapan orang tua dan aspirasi pribadinya mencerminkan bagaimana identitas sosial mempengaruhi pilihan dan kebijakan pendidikan. Dalam prosesnya, Rina belajar untuk menyeimbangkan harapan tersebut dengan keinginannya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H