Mohon tunggu...
rafika surya bono
rafika surya bono Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seorang Madridista yang mencintai sastra dan peduli negara, katanya.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Marapi dan Bunga Abadi, Keberanian Tanpa Restu

7 Agustus 2015   08:53 Diperbarui: 7 Agustus 2015   08:53 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain cahaya matahari, rintik hujan pun turut menemani kisah kami ke Marapi.  Jalan pun mulai mempermainkan kami. Kaki yang bisa memijak lebih kuat pun dibutuhkan. Uluran tangan untuk menanjak tak bisa dielakkan.  

Sekitar Pukul setengah tiga sore, kami berhenti cukup lama. Kira-kira dua jam sebelum menuju cadas. Kami berhenti di dekat camp pendaki lain yang saat itu sudah mau turun. Mereka remaja SMA asal Solok. Ketika kami mengetahui mereka akan segera pergi dari camp  tersebut kami memutuskan untuk mendirikan camp di sana setelah mereka pergi. 

Bg Arief bilang kalau kita bersikeras untuk melanjutkan pendakian, maka akan sulit menemukan tempat untuk bisa mendirikan camp. Karena Marapi teramat ramai waktu itu. Belum lagi tenda kami tidak mudah untuk mendirikannya.

Hujan, dingin, lelah, menngantuk.  Dan tentunya lapar.

Sebelum Magrib,  tenda sudah berhasil kami dirikan. Kami kembali makan seadanya. Hujan semakin lebat. Kami tidur ditemani hujan dan dingin yang teramat. Beberapa dari kami bahkan ada yang tidur sudah di luar tenda tanpa mattres saking sempitnya juga ada yang hanya bisa duduk sambil memejamkan mata. Saat itu saya menyadari betapa indahnya kasur dan slimut yang ada di rumah.

Di tenda cowok malam itu

Cowok tidur di dua tenda. Tiga abg2 yang sudah tua tidur di tenda lain.

Dan sembilan cewek tidur di satu tenda. Haduuhh teganya. Hahaahaha

Oh iya, sebelum tidur Abg2 itu berpesan: "Bisuak jago janm tigo yo. Satangah ampek awak ka puncak lai,"

"Oke Bg!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun