Mohon tunggu...
Rafika Rahma Novianty
Rafika Rahma Novianty Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/Universitas Airlangga

hobi menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tingginya Hoax di Media Sosial Menjadi Indikator Rendahnya Moral Bangsa

14 Juni 2022   12:19 Diperbarui: 14 Juni 2022   13:15 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan teknologi yang pesat seperti sekarang ini secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap perilaku sosial masyarakat Indonesia terutama masyarakat yang memakai sosial media. 

Adanya sosial media ini dijadikan tempat untuk berbincang ataupun bertukar informasi yang pastinya akan berdampak positif, tapi di lain sisi, adanya jejaring sosial ini dapat dijadikan media untuk menyebarkan pandangan, berita hoax, dan ujaran kebencian. 

Adanya media sosial ini dapat mempengaruhi pola perilaku masyarakat sehingga akan mengalami perubahan dalam etika, budaya, maupun norma yang ada.  

Fenomena hoax yang mulai memasuki dunia digital ini sudah menyebabkan kekhawatiran dan ketakutan di masyarakat. Hoax ialah istilah yang dipakai untuk menjelaskan berita bohong, fitnah, ataupun yang lainnya. Berita hoax ini bisa mengakibatkan keresahan pada masyarakat serta dapat mengganggu persatuan.

Banyaknya berita bohong (hoax) yang tersebar di media internet menyebabkan banyak cacian dan makian yang disuarakan oleh berbagai pihak. Dimana cacian dan makian tersebut ternyata  tidak berbanding lurus dengan cacian dan makian di ruang publik secara fisik. Kesenjangan yang terjadi ini menunjukkan bahwa moralitas individu mengalami penurunan. 

Dengan kata lain, rendahnya moralitas individu menurun karena kurangnya menyaring informasi ataupun berita yang didapatkan dari media sosial tersebut apakah termasuk informasi yang akurat atau tidak akurat. Informasi yang disampaikan oleh seseorang melalui media sosial, apabila telah diluncurkan akan dibaca oleh tiap orang. 

Jika informasi yang diterima tidak akurat serta menggunakan judul yang provokatif dapat  menggiring para pembaca untuk beropini negatif, menyebar fitnah, bahkan menyebar kebencian untuk menyerang berbagai pihak. 

Hal inilah yang menyebabkan seseorang menjadi takut, merasa terancam, dan bisa merugikan berbagai pihak yang bersangkutan sehingga bisa merusak reputasi dan menyebabkan kerugian materi. 

Dengan demikian, perkembangan teknologi dan informasi ini besar kemungkinan bahwa kesadaran seseorang akan membawa kehidupan pribadinya ke ruang publik lewat perangkat ini masih sangat rendah.

Salah satu cara agar dapat menghindari hoax yaitu dengan melatih pikiran kita agar tidak dapat dipengaruhi dengan mudah oleh adanya berita hoax yang tak berdasar,  melakukan literasi informasi dan memverifikasi keaslian informasi sebelum membagikannya di media sosial. Namun sayangnya, kebanyakan masyarakat langsung menyebarkan berita hoax tersebut tanpa berpikir panjang, bahkan akan membuat ulang berita tersebut tanpa berpikir akan dampak yang terjadi sesudahnya.  

Jika generasi ini tidak diberikan amunisi yang cukup untuk melawan digital hoax, bisa saja akan menimbulkan masalah dan bahaya laten. Pemerintah diharuskan tanggap pada hoax yang ada dalam masyarakat yang sudah meresahkan masyarakat, walaupun pemerintah saat ini sudah membentuk satgas anti hoax, pemerintah diharap dapat selalu memverifikasi dan mengakreditasi pada media mainstream ataupun pada semua penyedia berita seperti media online, televisi, dan koran. 

Pemerintah juga harus mengakreditasi dan melakukan independensi pada semua wartawan yang membuat berita dan juga memblokir semua situs yang membuat ataupun menyebarkan berita hoax serta harus selalu melakukan sosialisasi dan menetapkan UU ITE. 

Dapat disimpulkan bahwa semua memiliki peran yang penting dalam menangani penyebaran hoax di media sosial. Baik pemerintah maupun seluruh elemen masyarakat memiliki peran masing-masing dalam menangani serta mencegah penyebaran hoax di media sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun