- Identitas
Judul Buku          : Sebelas Patriot
Penulis              : Andrea Hirata
Penerbit            : Bentang Pustaka
Kota Terbit         : Yogyakarta
Tahun Terbit        : 2011
Jumlah Halaman    : 124 Halaman
Sinopsis
Novel ini berkisah tentang seseorang anak yang bernama Ikal, asal Belitong yang bercita- cita jadi pesepak bola Indonesia, ialah pemain bola PSSI. Keinginannya itu disebabkan Ikal sudah salah memperhitungkan wujud bapaknya, yang ditatap cuma wujud bapak biasa. Awal mulanya, Ikal menyangka bapaknya cumalah seseorang bapak mayoritas yang bertabiat sangat pendiam, pembawaannya yang tenang, tidak sempat menuntut apapun pada siapapun, serta menggemari sepak bola paling utama PSSI.
Begitulah asumsi Ikal terhadap bapaknya dikala itu, hingga sesuatu kala Ikal menciptakan suatu gambar terlarang yang mengganti segala pemikirannya terhadap bapaknya itu. Dalam foto tersebut, terlihat seseorang anak pria tengah memegang piala, tetapi anak pria itu tidak nampak senang, Ikal juga terus menjadi penasaran, serta dia merasa terdapat banyak perihal yang terus menjadi menarik, mulai dari siapa anak pria itu, kenapa ibunya melarangnya memandang gambar itu, kenapa keluarganya mempunyai gambar tersebut, hingga kenapa anak pria itu tidak tersenyum sementara itu dia bawa lambang kemenangan kala itu.
Ikal sangat penasaran serta mau mengenali lebih dalam menimpa gambar tersebut, dia mau bertanya Mengenai gambar tersebut, tetapi bukanlah bisa jadi dia bertanya pada bunda ataupun ayahnya, sebaliknya memandang gambar tersebut saja dia telah dilarang. Kemudian sesuatu hari, bertanyalah dia pada salah satu teman bapaknya, yaitu Si Pemburu Tua.Â
Setelah itu diceritakanlah oleh Si Pemburu Tua menimpa gambar itu, serta seluruh persoalan yang membayang- bayangi Ikal terjawab telah. Warnanya, gambar tersebut berkisah menimpa masa kejayaan bapaknya dalam bermain sepak bola kala itu dikala masih berusia muda, bersama 2 saudaranya, bapak Ikal sanggup membagikan inspirasi terhadap orang banyak serta berani melawan penjajah ialah Belanda dengan berperang di arena sepak bola, selaku wujud melawan kekejaman serta diskriminatif Belanda kala itu.Â
Dimana dikala itu, seluruh perihal serta seluruh wujud perlombaan cumalah ilusi belaka sebab dalam perlombaan apapun Negeri penjajah tidak boleh kalah dengan Negeri yang dijajah. Tetapi bapak Ikal serta 2 kerabat yang lain tidak khawatir serta senantiasa berani berdiri tegap melawan penjajah sehingga mereka dikira serta diucap selaku" Sebelas Patriot". Bapak Ikal ialah salah satu pemain yang diunggulkan kala itu, sebab populer dengan tendangan kaki kirinya yang membuat Belanda kalah telak dalam perlombaan sepak bola kala itu.
Hati Ikal berdegup kencang serta semangat membara di hati Ikal mendengar cerita Si Pemburu Tua, tetapi dia pula merasakan marah karena bapaknya yang saat ini tidak lah sanggup lagi bermain bola, disebabkan para penjajah kejam tersebut sudah membuat kaki bapaknya cacat serta berjalan pincang hingga saat ini. Setelah itu tahulah Ikal asal muasal kaki bapaknya yang berjalan pincang, kenapa bapaknya berlagak tidak banyak bicara, dan kenapa begitu setia serta mencintainya dia dengan PSSI.Â
Sehabis mendengar cerita dari si pemburu tua, terus menjadi aktif serta cinta lah ikal terhadap sepak bola, serta berkembang kemauan Ikal jadi pemain PSSI. Serta beruntung, di kampungnya pula terdapat seseorang pelatih sepak bola bernama Toharun yang apik dalam bermain sepak bola. Kemudian mendaftarlah Ikal jadi pemain junior di klub kampungnya yang dibina oleh pelatih Toharun supaya dia sanggup jadi pemain PSSI dimana dia wajib melewati berbagi pilih yang ketat.
Tiap hari Ikal menghadap Pelatih Toharun buat memperoleh nasihat petuah supaya dia terus menjadi baik dalam bermain bola, paling utama dengan memakai kaki kiri, karena dia bermain selaku pemain sayap kiri. Ikal memilah bermain jadi sayap kiri sebab bapaknya bermain selaku pemain sayap kiri kala itu serta ikal mau mengambil alih posisi bapaknya yang haknya dirampas oleh Belanda.Â
Serta petuah dari Pelatih Toharun supaya dia fasih dalam memakai kaki kiri dia wajib kerap melatih otak kanannya dengan metode merubah sebagian aktivitas dengan tangan kiri. Berkat latihan yang keras, Ikal kesimpulannya sudah terpilih jadi pemain junior kabupaten yang berarti terus menjadi ketat tes yang diberikan serta terus menjadi susah buat pilih ke tingkatan provinsi tetapi terus menjadi dekat dia dengan impiannya. Seluruh tes serta pilih sudah dia jalani dengan semaksimal bisa jadi, tetapi seluruh mimpinya wajib pupus sebab dia kandas masuk jadi pemain junior tingkatan provnsi. Kegagalan Ikal buatnya terpuruk serta pilu, terlebih sebab dia merasa tidak sanggup penuhi harapan bapaknya.
Ikal terus berupaya serta berupaya serta senantiasa mendaftar tiap terdapat peluang buat jadi pemain PSSI, tetapi apa hendak dikata, dia senantiasa kandas. Kala tiap kegagalan menghampirinya, serta rasa putus asa didepan mata, bapaknya senantiasa menyemangati serta memotivasinya dengan berkata kalau prestasi paling tinggi seorang yakni jiwa besarnya.Â
Waktu terus berjalan, harapan ikal yang amat mau jadi pemain PSSI wajib gagal, serta senantiasa wajib melanjutkan hidup dan menerima realitas meski getir. Pelan pelan dia mulai memudarkan impian tersebut, tetapi tidak berarti dia tidak menyayangi sepak bola lagi, dia senantiasa cinta serta terus menjadi cinta dia pada PSSI. Usai lulus SMA, Ikal merantau ke Prancis melanjutkan pendidikannya di Universitas Sorbonne, Prancis.Â
Kala masa panas, Ikal serta sepupunya Arai, melaksanakan ekspedisi ke Eropa serta Afrika. Sehabis berkelana sepanjang sebulan, Ikal serta Arai wajib berpisah arah sedangkan. Arai ke Alhambra serta Ikal ke Madrid. Ikal ke Madrid bukan tanpa alibi, dia mau membelikan kaos sepak bola yang bertuliskan Luis Figo di punggungnya buat bapaknya tercinta, karena bapaknya dahulu sempat mengatakan kalau klub bola yang disukai bapak tidak hanya PSSI merupakan Madrid, serta pemain kesukaanya yakni Figo.
Kala itu, keuangan Ikal sudah menipis, tetapi karna iktikad hati mau membagikan kejutan pada bapaknya dia rela berhemat serta hidup kekurangan, apalagi demi berhemat, dia memilah berjalan kaki dari halte bis mengarah studio yang dituju. Tetapi, perencanaan hemat Ikal ialah kesalahan, sebab jarak yang ditempuh lumayan jauh ialah 10km. Hingga dengan berbekal tekad, dia juga hingga ke stadion tersebut dengan kondisi lusuh, kurus serta tidak nikmat ditatap orang. Kala dia nyaris hingga di stadion tersebut dia memandang suatu toko formal Real Madrid disitu, dia kemudian bergegas meuju toko tersebut.Â
Di toko itu, berjumpa lah dia dengan seseorang wanita yang bernama Adriana, yang bekerja selaku kasir ditempat itu, sekalian perempuan pencinta Real Madrid. Kemudian dia memandang pakaian kaus yang bertuliskan figo diiringi ciri tangan asli dari pemain Madrid itu sendiri. Ikal sangat tergoda buat membelinya, tetapi keinginannya wajib tertunda karena harga yang dipatok sangat jauh dengan duit yang terdapat ditangan Ikal.
Rasa kecewa begitu dialami Ikal, tetapi dia berfikir haruskah dia kandas lagi buat membahagiakan bapaknya yang ke 2 kalinya? Hingga dengan semangat yang menggebu- gebu Ikal berniat mengumpulkan duit supaya bisa membeli kaus tersebut sambil meninggalkan toko tersebut. Seluruh usaha serta jerih payah Ikal dari pagi hingga malam buat memperoleh duit bukanlah percuma, kesimpulannya dia bisa membeli kaus tersebut. Sesungguhnya kaus itu bisa Ikal beli sebab si kasir Adriana menaruh pakaian itu untuknya, Adriana percaya kalau Ikal hendak kembali buat membeli kaus tersebut, serta benar saja, Ikal kembali serta membeli kaus itu. Sebab peristiwa itu, Ikal serta Adriana kerap berjumpa serta membicarakan banyak perihal menimpa sepak bola, serta bertukar pengalaman.
Lama kelamaan Ikal mulai menyadari kalau sepak bola tidak cuma diminati oleh kalangan lelaki, tetapi telah memasuki serta apalagi mulai di dominasi oleh kalangan perempuan. Ikal menyadari itu dari Adriana.Â
Dari percakapannya dengan Adriana, untuk perempuan berhasil merupakan perihal yang berarti, tetapi bukan dimensi kesetiaan mereka pada regu, ataupun cuma menggemari pemain bola sebab ketampanannya, melainkan menyayangi makna sepak bola itu sendiri serta merasakan hidup kala memandang klub bola terfavorit mereka bertanding. Perihal ini membuat Ikal takjub dengan bidang berolahraga satu ini, sebab bisa membius siapa saja baik pria, perempuan, muda maupun tua buat turut menyoraki serta berikan semangat selaku salah satu wujud kesetiaan serta kecintaan mereka pada klub tertentu. Ikal pula menyadari kalau PSSI tercantum patriot bangsa yang mati- matian membela Indonesia demi kehormatan serta harumnya nama bangsa serta negeri.
Keunggulan
Keunggulan pada novel ini ada pada style bahasanya yang gampang dipahami sehingga bisa di cerna dengan gampang oleh para pembacanya. Alur yang diseleksi juga tidak membuat bimbang pembaca. Serta sampul yang diseleksi sangat bagus sehingga menarik atensi. Novel ini sangat sesuai buat seluruh usia. Sebab dalam novel ini sangat menginspirasi kita serta ada nilai moral yang bisa menggugah diri kita buat lebih baik dalam menempuh kehidupan.
Kelemahan
Kelemahan pada novel ini bila dibanding dengan novel karyanya yang lain, novel Sebelas Patriot sangat tipis, cuma 112 halaman saja. Tidak hanya itu, di dalam novel initer bisa sebagian kalimat yang susah dipahami sehingga membuat bimbang pembacanya.
Kesimpulan
Dalam novel ini, Andrea Hirata berikan ketahui kita kalau" menggemari regu sepak bola negara sendiri merupakan 10% menyayangi sepak bola serta 90% menyayangi tanah air"( hlm 88). Terakhir, pesan moral dalam novel ini merupakan, kita belajar dari keluguan, ketulusan, serta keikhlasan cinta antara ayah- anak- Ikal serta Ayahnya- kemudian antara mereka serta sepak bola. Di tengah seluruh kesederhanaan ada jiwa, semangat, serta impian yang begitu besar. Semacam bapak Ikal, kita seluruh merupakan patriot untuk keluarga kita.
Rekomendasi
Novel pendek yang dari segi sastra sangat simpel, ringan, serta sangat mudah di cerna orang awam ini, sangat dapat dijadikan pemompa semangat pendukung sepakbola Indonesia ditengah carut- marut kemelut PSSI serta liga- liga di Indonesia. Mudah- mudahan bisa membagikan inspirasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H