Mohon tunggu...
Muhammad RafiHamdy
Muhammad RafiHamdy Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar sman 28 jakarta

Pelajar sman 28 jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teks Resensi "Sebelas Patriot"

17 Maret 2021   11:05 Diperbarui: 17 Maret 2021   11:07 1607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

  • Identitas
    Judul Buku                  : Sebelas Patriot
    Penulis                          : Andrea Hirata
    Penerbit                       : Bentang Pustaka
    Kota Terbit                 : Yogyakarta
    Tahun Terbit              : 2011
    Jumlah Halaman      : 124 Halaman

Sinopsis

Novel ini berkisah tentang seseorang anak yang bernama Ikal, asal Belitong yang bercita- cita jadi pesepak bola Indonesia, ialah pemain bola PSSI. Keinginannya itu disebabkan Ikal sudah salah memperhitungkan wujud bapaknya, yang ditatap cuma wujud bapak biasa. Awal mulanya, Ikal menyangka bapaknya cumalah seseorang bapak mayoritas yang bertabiat sangat pendiam, pembawaannya yang tenang, tidak sempat menuntut apapun pada siapapun, serta menggemari sepak bola paling utama PSSI.

Begitulah asumsi Ikal terhadap bapaknya dikala itu, hingga sesuatu kala Ikal menciptakan suatu gambar terlarang yang mengganti segala pemikirannya terhadap bapaknya itu. Dalam foto tersebut, terlihat seseorang anak pria tengah memegang piala, tetapi anak pria itu tidak nampak senang, Ikal juga terus menjadi penasaran, serta dia merasa terdapat banyak perihal yang terus menjadi menarik, mulai dari siapa anak pria itu, kenapa ibunya melarangnya memandang gambar itu, kenapa keluarganya mempunyai gambar tersebut, hingga kenapa anak pria itu tidak tersenyum sementara itu dia bawa lambang kemenangan kala itu.

Ikal sangat penasaran serta mau mengenali lebih dalam menimpa gambar tersebut, dia mau bertanya Mengenai gambar tersebut, tetapi bukanlah bisa jadi dia bertanya pada bunda ataupun ayahnya, sebaliknya memandang gambar tersebut saja dia telah dilarang. Kemudian sesuatu hari, bertanyalah dia pada salah satu teman bapaknya, yaitu Si Pemburu Tua. 

Setelah itu diceritakanlah oleh Si Pemburu Tua menimpa gambar itu, serta seluruh persoalan yang membayang- bayangi Ikal terjawab telah. Warnanya, gambar tersebut berkisah menimpa masa kejayaan bapaknya dalam bermain sepak bola kala itu dikala masih berusia muda, bersama 2 saudaranya, bapak Ikal sanggup membagikan inspirasi terhadap orang banyak serta berani melawan penjajah ialah Belanda dengan berperang di arena sepak bola, selaku wujud melawan kekejaman serta diskriminatif Belanda kala itu. 

Dimana dikala itu, seluruh perihal serta seluruh wujud perlombaan cumalah ilusi belaka sebab dalam perlombaan apapun Negeri penjajah tidak boleh kalah dengan Negeri yang dijajah. Tetapi bapak Ikal serta 2 kerabat yang lain tidak khawatir serta senantiasa berani berdiri tegap melawan penjajah sehingga mereka dikira serta diucap selaku" Sebelas Patriot". Bapak Ikal ialah salah satu pemain yang diunggulkan kala itu, sebab populer dengan tendangan kaki kirinya yang membuat Belanda kalah telak dalam perlombaan sepak bola kala itu.

Hati Ikal berdegup kencang serta semangat membara di hati Ikal mendengar cerita Si Pemburu Tua, tetapi dia pula merasakan marah karena bapaknya yang saat ini tidak lah sanggup lagi bermain bola, disebabkan para penjajah kejam tersebut sudah membuat kaki bapaknya cacat serta berjalan pincang hingga saat ini. Setelah itu tahulah Ikal asal muasal kaki bapaknya yang berjalan pincang, kenapa bapaknya berlagak tidak banyak bicara, dan kenapa begitu setia serta mencintainya dia dengan PSSI. 

Sehabis mendengar cerita dari si pemburu tua, terus menjadi aktif serta cinta lah ikal terhadap sepak bola, serta berkembang kemauan Ikal jadi pemain PSSI. Serta beruntung, di kampungnya pula terdapat seseorang pelatih sepak bola bernama Toharun yang apik dalam bermain sepak bola. Kemudian mendaftarlah Ikal jadi pemain junior di klub kampungnya yang dibina oleh pelatih Toharun supaya dia sanggup jadi pemain PSSI dimana dia wajib melewati berbagi pilih yang ketat.

Tiap hari Ikal menghadap Pelatih Toharun buat memperoleh nasihat petuah supaya dia terus menjadi baik dalam bermain bola, paling utama dengan memakai kaki kiri, karena dia bermain selaku pemain sayap kiri. Ikal memilah bermain jadi sayap kiri sebab bapaknya bermain selaku pemain sayap kiri kala itu serta ikal mau mengambil alih posisi bapaknya yang haknya dirampas oleh Belanda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun