Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhÂ
Pembahasan kali ini dimulai dengan kutipan Q.S. An-Nahl [16] : 125 bahwa dakwah hendaklah disampaikan dengan penuh hikmah. Pendekatan yang penuh hikmah membantu penerima dakwah untuk memahami dan menginternalisasi pesan agama dengan hati yang lapang. Maka hendaklah pendekatan tersebut sesuai dengan beberapa tujuan dakwah, yaitu membangun karakter yang mulia, membangun prinsip fondasi karakter, melakukan proses pembentukan budaya kolektif, dan lainnya. Tujuan dakwah bisa dilakukan apabila tercapai penerimaan dakwah yang mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1. Al-Taharrur min quyudi al-'Urf wat-Takholush 'an Aghlalit-taqlid. Yaitu upaya membebaskan pemikiran dari belenggu taqlid serta menggunakan kebebasan berpikir sesuai dengan prinsip-prinsip pengetahuan.
2. Al-Ta'amul wa al Musyahadah. Yaitu langkah meditasi (merenung) dan pencarian bukti atau data ilmiah empirik. Â
3. Al-Bahts wa al-Muwajanah wa al-Istiqra. Yaitu langkah analisis, pertimbangan, dan induksi.
4. Al-Hukm mabni alad-Dalil wa al-Burhan. Yaitu langkah membuat keputusan ilmiah yang didasarkan atas argumen dan bukti ilmiah.Â
5. Tiga instrumen yang disebutkan di dalam Al-Qur'an (16:78) adalah:Â al-khowas al-maehaqoh( ketajaman indra), Al-'aql al-bahis al-mundlam), al-wijdan naqy almulham (kejernihan nurani yang terilhami).
Memperbaharui ilmu-ilmu keagamaan Islam (Ulum al-Din) adalah tugas yang tidak mudah. Pembaruan ini mencakup berbagai aspek, baik dari segi materi, teori, metode, maupun pendekatan yang digunakan dalam memahami ajaran Islam. Kompleksitasnya tidak hanya terletak pada banyaknya bidang yang perlu diperbaharui, tetapi juga pada kedalaman dan sensitivitas ajaran agama yang sudah mapan dalam keyakinan umat. Dalam konteks ini, ilmu-ilmu keislaman tidak sekadar mencakup pengetahuan tentang hukum atau ibadah, tetapi juga mencakup filsafat, etika, dan pemikiran yang mempengaruhi cara pandang umat Islam terhadap dunia. Maka salah kiranya jika ada anggapan bahwa ajaran agama adalah sesuatu yang dianggap mutlak dan tidak dapat dikaji ataupun dipertanyakan.
Objek Kajian Filsafat DakwahÂ
Objek kajian filsafat dakwah berbeda dari ilmu lainnya karena tujuan dasarnya adalah mewujudkan kebahagiaan manusia melalui pemahaman dan penerapan ajaran Islam yang transendental. Dalam konteks ini, filsafat dakwah menekankan pemikiran yang mendalam terkait tujuan dan nilai-nilai yang diajarkan dalam Islam. Adapun objek tersebut antara lain: (1) tuhan, (2) manusia, (3) Â lingkungan sosial dan budaya, (4) ajaran Islam. Keempat objek tersebut saling berkaitan satu sama lain dan mutlak berada di dalam proses dakwah.
Maka bisa disimpulkan bahwa pembentukan karakter di dalam konteks filsafat dakwah dilakukan sesuai dengan tujuan dan objek kajiannya.Â