Aktivitas fisik berenang berlangsung dalam waktu yang relatif lama, tidak seperti golf atau bowling, yang membuat kita mengeluarkan energi dalam waktu singkat dan kemudian istirahat. Jangka waktu kegiatan ini penting untuk merangsang peredaran darah dan lebih efektif mendistribusikan oksigen ke seluruh organ dalam tubuh.Â
Berenang menggerakkan seluruh bagian tubuh, atas dan bawah, secara bersamaan dan dapat membakar sekitar 350-420 kalori per jam. Hal ini sangat baik bagi pasien yang sering menderita mati rasa (mati rasa) pada kaki. Seperti halnya olahraga menyenangkan lainnya, berenang membuat Anda merasa lebih tenang karena merangsang tubuh memproduksi hormon endorfin.Â
Selain itu, latihan ini memperkuat semua otot utama tubuh yang dapat mengendalikan penyakit arteri koroner. Saat Anda berenang, sel-sel otot melebarkan pembuluh darah jantung (arteri koroner) agar darah mengalir lebih lancar, yang menurunkan kolesterol darah dan menurunkan tekanan darah.
Padahal, saat berolahraga, kadar kolesterol darah bisa dikontrol berjam-jam (terkadang berhari-hari). Tentu tidak akan selamanya seperti itu. Oleh karena itu, olahraga teratur bagi penderita penyakit arteri koroner lebih baik daripada melakukan beberapa olahraga secara intensif pada waktu yang bersamaan, namun frekuensinya jarang.
Pentingnya Olahraga bagi Penderita Penyakit Jantung KoronerÂ
Olahraga teratur sangat penting bagi penderita penyakit jantung koroner karena dapat melebarkan pembuluh darah (pembuluh darah koroner) jantung sehingga darah dapat mengalir lebih lancar, menurunkan kolesterol darah dan menurunkan tekanan darah yang merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner. .Â
Olahraga adalah kegiatan aerobik yang memberikan pengaruh positif dalam meningkatkan dan memelihara kesehatan dan daya tahan jantung, paru-paru, sistem peredaran darah, otot dan persendian. Olahraga teratur memiliki dampak yang besar pada tubuh kita. Latihan fisik dengan beban tertentu mengubah fisiologi tubuh yang selanjutnya mengubah tingkat kebugaran jasmani.Â
Perubahan yang cepat disebut reaksi, jika perubahannya lambat karena gerakan atau latihan teratur, itu disebut adaptasi. Aktivitas aerobik yang teratur mengurangi risiko penyakit jantung koroner, tetapi hanya sebesar 11% pada pria dan 4% pada wanita. (Gray, 2005). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Trisetyaningsih (2011), ditemukan perbedaan yang signifikan peningkatan daya tahan kardiopulmoner sebelum dan sesudah dilakukan senam rutin pada lansia.
Â
KESIMPULAN
Penyakit jantung koroner termasuk dalam penyakit metabolik golongan PJK karena tubuh tidak mampu bereaksi terhadap aktivitas sekresi insulin dan gangguan insulin. Olahraga dapat memperbaiki kondisi pasien PJK jika pasien berolahraga secara teratur dan berkonsultasi dengan dokter sebelum dan sesudah berolahraga.Â