Mohon tunggu...
Rafif Zaki
Rafif Zaki Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hallo, Saya Rafif akan menulis artikel

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Jenis Padi Inpari Terbaik: Panduan untuk Memilih Varietas yang Tepat

7 Maret 2024   11:19 Diperbarui: 7 Maret 2024   11:26 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

inpari adalah singkatan dari Inbrida Padi Irigasi atau sering kita kenal sebagai padi inbrida yang ditanam di lahan sawah. istilah inbrida merujik kepada viritas padi yang dikembangkan dari satuan tanaman yang melalui penyerbukan sendiri sehingga memiliki tingkatan kemurnian atau homozigositas yang tinggi.

1. Inpari 32

Inpari 32 adalah salah satu varietas padi unggul yang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian Indonesia. Padi ini memiliki beberapa keunggulan, di antaranya:

Karakteristik

  • Umur panen: 112 hari
  • Potensi hasil: 11 ton/hektar
  • Dapat Tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, 2, dan 3
  • Dapat Tahan terhadap penyakit blas daun ras 033 dan 073
  • Beras pulen dengan kadar amilosa 21,8%
  • Dapat beradaptasi di berbagai kondisi lingkungan tumbuh (agroekosistem)

Keunggulan

  • Hasil panen tinggi: Inpari 32 berpotensi menghasilkan gabah hingga 11 ton per hektar, yang tergolong tinggi dibandingkan varietas padi lainnya.
  • Tahan hama dan penyakit: Inpari 32 memiliki ketahanan terhadap hama wereng batang coklat dan penyakit blas daun yang umum menyerang tanaman padi. Hal ini dapat mengurangi penggunaan pestisida dan meningkatkan efisiensi budidaya.
  • Beras pulen: Nasi hasil dari beras Inpari 32 memiliki tekstur pulen yang disukai oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.
  • Mudah beradaptasi: Inpari 32 dapat ditanam di berbagai kondisi lingkungan tumbuh, mulai dari lahan sawah irigasi hingga tadah hujan.

2. Inpari 42 GSR

Inpari 42 GSR (Generation of Superior Rice - 42 GSR) adalah salah satu varietas padi unggul baru (VUB) yang dikeluarkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian Indonesia pada tahun 2016. Inpari 42 GSR dikenal dengan beberapa karakteristik dan keunggulan sebagai berikut:

Karakteristik

  • Umur panen: 112-115 hari setelah tanam (HST)
  • Potensi hasil: 10,58 - 12 ton/hektar (tergantung kondisi lingkungan dan pengelolaan)
  • Tahan wereng batang coklat biotipe 1, 2, dan 3
  • Tahan penyakit blas daun ras 033 dan 073
  • Tahan virus kerdil hampa (tungro)
  • Beras pulen, nasi enak
  • Adaptif di berbagai agroekosistem, terutama cocok untuk ditanam di lahan sawah irigasi pada ketinggian 0-600 meter di atas permukaan laut (mdpl)

Keunggulan

  • Hasil panen tinggi: Inpari 42 GSR berpotensi menghasilkan gabah hingga 12 ton/hektar, melebihi rata-rata hasil panen padi nasional.
  • Tahan hama dan penyakit: Inpari 42 GSR memiliki tahanan yang luas terhadap berbagai hama dan penyakit, termasuk wereng batang coklat, blas daun, dan virus tungro. Ini dapat mengurangi penggunaan pestisida dan meningkatkan efisiensi budidaya padi.
  • Beras pulen dan enak: Nasi yang dihasilkan dari Inpari 42 GSR memiliki tekstur pulen dan disukai oleh masyarakat Indonesia pada umumnya.
  • Adaptif di berbagai kondisi: Inpari 42 GSR dapat ditanam di berbagai kondisi lingkungan, termasuk daerah dengan ketersediaan air terbatas dan serangan hama penyakit yang moderat.

3. Inpari 43

Inpari 43 merupakan salah satu jenis padi unggul yang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian Indonesia. Berikut penjelasan lengkap mengenai Inpari 43:

Karakteristik

  • Usia Panen: 110 hari setelah semai
  • Potensi Hasil: 10 ton/hektar (dapat bervariasi tergantung kondisi lahan dan pengelolaan)
  • Ketahanan Hama dan Penyakit:
    • Tahan wereng batang coklat biotipe 1, 2, dan 3
    • Tahan penyakit blas daun ras 033 dan 073
  • Kualitas Gabah: Beras putih, nasi pulen
  • Adaptasi Lahan
    • Cocok ditanam di lahan sawah irigasi maupun tadah hujan

Keunggulan

  • Tahan hama dan penyakit: Inpari 43 memiliki ketahanan terhadap wereng batang coklat dan penyakit blas daun, sehingga dapat meminimalkan risiko gagal panen akibat serangan hama dan penyakit tersebut.
  • Hasil panen yang cukup tinggi: Potensi hasil 10 ton/hektar tergolong tinggi dan dapat memenuhi kebutuhan produksi pertanian.
  • Beras pulen: Inpari 43 menghasilkan beras pulen yang disukai oleh masyarakat Indonesia pada umumnya.
  • Cocok untuk berbagai kondisi lahan: Inpari 43 dapat ditanam di berbagai macam lahan sawah, baik irigasi maupun tadah hujan, sehingga para petani memiliki pilihan varietas yang sesuai dengan kondisi lahan mereka.

4. Inpari 48

Inpari 48 merupakan salah satu jenis padi unggul yang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian Indonesia. Berikut penjelasan lengkap mengenai Inpari 48:

Karakteristik

  • Usia panen: 112 hari setelah tanam (HST)
  • Potensi hasil: 12 ton/ha (gabah kering giling)
  • Ketahanan terhadap hama dan penyakit:
    • Tahan wereng batang coklat biotipe 1, 2, dan 3
    • Tahan penyakit blas daun ras 033 dan 073
  • Kualitas beras
    • Beras putih
    • Nasi pulen
  • Adaptasi
    • Cocok ditanam di lahan sawah irigasi dan tadah hujan

Keunggulan

  • Hasil panen tinggi: Inpari 48 berpotensi menghasilkan gabah kering giling hingga 12 ton per hektar, lebih tinggi dibandingkan rata-rata varietas padi lainnya.
  • Tahan hama dan penyakit: Inpari 48 memiliki ketahanan terhadap wereng batang coklat dan penyakit blas daun, sehingga dapat meminimalkan kerugian akibat serangan hama dan penyakit tersebut.
  • Beras pulen: Nasi yang dihasilkan dari Inpari 48 memiliki tekstur pulen yang disukai oleh masyarakat Indonesia.
  • Cocok untuk berbagai kondisi lahan: Inpari 48 dapat ditanam di berbagai kondisi lahan, baik sawah irigasi maupun tadah hujan.

5. Inpari 30

Inpari 30 adalah salah satu varietas padi unggul yang dikembangkan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian Indonesia. Berikut penjelasan lengkap mengenai Inpari 30:

Karakteristik

  • Usia panen: 105 hari setelah semai (lebih cepat dibanding varietas lain)
  • Potensi hasil: 8 ton gabah kering per hektar (GKP) (dapat mencapai 9,6 ton/ha dengan pengelolaan optimal)
  • Ketahanan hama
    • Agak rentan terhadap wereng batang coklat biotipe 1 dan 2 (perlu dilakukan tindakan pencegahan)
    • Rentan terhadap wereng batang coklat biotipe 3 (tidak disarankan untuk daerah endemik)
  • Ketahanan penyakit
    • Agak rentan terhadap hawar daun bakteri patotipe III
    • Rentan terhadap hawar daun bakteri patotipe IV dan VIII (perlu dilakukan tindakan pencegahan)
  • Jenis beras: Putih, pulen
  • Adaptasi: Cocok ditanam di sawah irigasi dataran rendah sampai ketinggian 400 m dpl, daerah luapan sungai, cekungan, dan rawan banjir lainnya dengan rendaman keseluruhan fase vegetatif selama 15 hari.

Keunggulan

  • Matur lebih cepat: Memungkinkan petani untuk melakukan pola tanam intensifikasi (tanam padi lebih dari sekali dalam setahun)
  • Potensi hasil tinggi: Berpotensi menghasilkan panen yang melimpah
  • Beras pulen: Disukai oleh masyarakat Indonesia pada umumnya
  • Adaptif di berbagai kondisi: Dapat ditanam di berbagai macam lahan sawah

Jenis Padi Inpari Terbaik untuk Mesin Perontok Padi Manual

Pemilihan jenis padi Inpari yang tepat untuk mesin perontok padi manual sangat penting untuk memastikan efisiensi dan hasil panen yang optimal. Berikut beberapa jenis padi Inpari yang direkomendasikan untuk mesin perontok padi manual.

1. Inpari 32

  • Memiliki batang padi yang kokoh dan tahan rebah, sehingga mudah dirontokkan dengan mesin manual.
  • Memiliki hasil panen yang tinggi dengan rata-rata 8-10 ton per hektar.
  • Tahan terhadap hama wereng coklat dan penyakit blas.

2. Inpari 42

  • Memiliki bulir padi yang besar dan bernas, sehingga menghasilkan beras yang berkualitas tinggi.
  • Memiliki umur panen yang relatif pendek, yaitu sekitar 100-110 hari setelah tanam.
  • Tahan terhadap hama wereng batang coklat dan penyakit tungro.

3. Inpari 33 Salin Agritan

  • Memiliki daya tahan yang tinggi terhadap tanah salin, sehingga cocok ditanam di daerah pesisir.
  • Memiliki hasil panen yang tinggi dengan rata-rata 6-8 ton per hektar.
  • Tahan terhadap hama wereng coklat dan penyakit blas.

4. Inpari 43 Agritan

  • Memiliki kemampuan adaptasi yang luas, sehingga dapat ditanam di berbagai kondisi lingkungan.
  • Memiliki hasil panen yang tinggi dengan rata-rata 7-9 ton per hektar.
  • Tahan terhadap hama wereng coklat dan penyakit blas.

5. Inpari 48 Blas

  • Memiliki ketahanan yang sangat tinggi terhadap penyakit blas, sehingga cocok ditanam di daerah dengan intensitas penyakit blas yang tinggi.
  • Memiliki hasil panen yang tinggi dengan rata-rata 8-10 ton per hektar.
  • Tahan terhadap hama wereng coklat.

Tips

  • Pilihlah jenis padi Inpari yang sesuai dengan kondisi lingkungan dan kebutuhan Anda.
  • Pastikan mesin perontok padi manual yang Anda gunakan kompatibel dengan jenis padi yang akan dirontokkan.
  • Lakukan pengaturan mesin perontok padi manual dengan tepat untuk menghindari kerusakan pada bulir padi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun