Papua adalah wilayah dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, di mana banyak spesies endemik bergantung pada ekosistem hutan dan lahan basah, termasuk pohon sagu. Pohon sagu berperan penting dalam ekosistem ini sebagai sumber makanan, tempat berlindung, dan habitat bagi berbagai spesies. Namun, perubahan iklim kini mengancam ekosistem ini melalui peningkatan suhu, perubahan pola curah hujan, dan cuaca ekstrem seperti banjir dan kekeringan. Dampak perubahan iklim pada habitat pohon sagu dapat mengurangi populasi dan meningkatkan risiko kepunahan bagi spesies yang bergantung pada ekosistem lahan basah di Papua (Green et al., 2020; Turner et al., 2020).
Dampak Perubahan Iklim pada Habitat Ekosistem Sagu
Pohon sagu di lahan basah Papua tidak hanya menyediakan makanan, tetapi juga habitat penting bagi berbagai spesies. Sistem akar yang kuat membantu mencegah erosi tanah dan menjaga kualitas air. Namun, perubahan curah hujan akibat El Niño dan La Niña mengganggu kestabilan ekosistem, menyebabkan kekeringan berkepanjangan atau banjir yang merusak struktur tanah, mengurangi habitat yang mendukung spesies endemik seperti serangga dan burung (Ernawati dkk., 2018).
Peran Pohon Sagu dalam Jaring Makanan Ekosistem Papua
Pohon sagu adalah komponen utama jaring makanan di lahan basah Papua, menyediakan karbohidrat, tempat berkembang biak, dan makanan bagi spesies herbivora, burung, serta ikan. Ketika perubahan iklim menghambat pertumbuhan pohon sagu, produksi nektar, serbuk sari, dan buah menurun, mempengaruhi spesies yang bergantung padanya, termasuk predator dalam rantai makanan, sehingga menyebabkan penurunan keanekaragaman hayati secara keseluruhan (Syafitri & Junaidi, 2020).
Risiko Kepunahan bagi Spesies Bergantung pada Ekosistem Lahan Basah
Jika populasi pohon sagu terus menurun, spesies yang bergantung pada pohon ini akan kehilangan habitat dan sumber makanan, meningkatkan risiko kepunahan. Misalnya, beberapa spesies burung endemik di Papua bergantung pada pohon sagu sebagai tempat berlindung dan mencari makan. Hilangnya pohon sagu akan memengaruhi populasi spesies ini, yang mungkin tidak dapat beradaptasi dengan cepat untuk menemukan habitat alternatif (Rante & Sianturi, 2021).
Dampak Erosi Tanah dan Kualitas Air pada Spesies Sekitar Pohon Sagu
Perubahan iklim menyebabkan erosi tanah dan menurunkan kualitas air di lahan basah. Sistem akar pohon sagu yang kuat menjaga tanah dari erosi, tetapi dengan curah hujan yang berlebihan, erosi meningkat, dan tanah kehilangan nutrisi, yang menghambat pertumbuhan pohon sagu. Selain itu, polutan yang terbawa air hujan mempengaruhi kualitas air, berdampak negatif pada spesies akuatik yang bergantung pada air bersih (Wibowo & Santoso, 2019).
Pengurangan Keanekaragaman Genetik Akibat Penurunan Populasi Sagu
Penurunan populasi sagu akibat perubahan iklim mengurangi keanekaragaman genetik, membuatnya rentan terhadap penyakit dan lingkungan yang berubah-ubah. Hal ini juga mempengaruhi spesies lain yang berinteraksi dengan pohon sagu, seperti serangga penyerbuk, dan mengancam keberlanjutan ekosistem lahan basah di Papua (Nainggolan, Sihotang, & Simarmata, 2021).