Kedua, berdasarkan, Activities (Kegiatan). Kegiatan operasional Perpustakaan Daerah DIY mencakup berbagai aspek pelayanan perpustakaan yang komprehensif. Pengelolaan koleksi dilakukan secara sistematis dengan sistem peminjaman dan pengembalian yang terorganisir. Layanan internet yang disediakan memungkinkan akses informasi digital yang lebih luas bagi pengunjung. Program pengembangan koleksi dilaksanakan secara berkelanjutan dengan peningkatan tahunan sebesar 4,13%. Pengorganisasian koleksi menggunakan sistem mutakhir untuk memudahkan akses dan penelusuran bahan pustaka. Perpustakaan juga melakukan kegiatan pelestarian untuk memastikan keberlanjutan koleksi. Dalam aspek pemberdayaan, perpustakaan aktif melakukan pembinaan terhadap perpustakaan satuan pendidikan dan memberikan fasilitasi bagi penyelenggaraan perpustakaan di tingkat kabupaten/kota. Pengembangan teknologi informasi terintegrasi menjadi fokus untuk meningkatkan efisiensi layanan. Sehingga diharapkan layanan publik perpustakaan kota memperhatikan beberapa hal.
Ketiga, Output (Keluaran). Output perpustakaan dapat diukur secara kuantitatif melalui jumlah pengunjung yang mencapai 893.000 orang per tahun dan pertambahan koleksi sebesar 4,13% setiap tahunnya. Layanan perpustakaan digital menunjukkan adaptasi terhadap perkembangan teknologi informasi. Secara kualitatif, perpustakaan berhasil mempertahankan Akreditasi A, yang mencerminkan standar layanan yang tinggi. Sistem manajemen koleksi yang terorganisir dan integrasi teknologi dalam layanan menunjukkan modernisasi dalam pengelolaan perpustakaan.Â
Keempat, berdasarkan Outcomes (Hasil). Dalam jangka pendek (1-2 tahun), perpustakaan telah berhasil meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber informasi dan literasi digital. Efisiensi layanan perpustakaan juga mengalami peningkatan melalui implementasi sistem teknologi informasi. Outcome jangka menengah (2-5 tahun) difokuskan pada penguatan budaya membaca dan fungsi perpustakaan sebagai pusat pembelajaran. Pengembangan jaringan perpustakaan regional menjadi prioritas untuk memperluas jangkauan layanan. Dalam jangka panjang (>5 tahun), perpustakaan bertujuan untuk meningkatkan indeks literasi masyarakat DIY dan mengembangkan masyarakat berbasis pengetahuan. Kontribusi terhadap pembangunan SDM berkualitas menjadi target utama yang ingin dicapai.Â
Berdasarkan data diatas dapat disimpulkan Analisis Hubungan Logic Model Analisis hubungan dalam Logic Model menunjukkan beberapa temuan penting. Pertama, meskipun perpustakaan memiliki sumber daya yang substantial, masih terdapat ruang untuk optimalisasi pemanfaatannya. Gap antara potensi sumber daya dan output yang dihasilkan mengindikasikan perlunya strategi pemanfaatan yang lebih efektif. Program-program yang dijalankan telah sesuai dengan mandat regulasi, namun diperlukan inovasi untuk meningkatkan engagement masyarakat. Outcome jangka pendek menunjukkan pencapaian yang positif, sementara outcome jangka panjang memerlukan pendekatan yang lebih terintegrasi dan strategis. Area pengembangan yang perlu mendapat perhatian meliputi optimalisasi pemanfaatan teknologi digital, penguatan program pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan kolaborasi dengan stakeholders. Hal ini penting untuk memastikan keberlanjutan dan efektivitas layanan perpustakaan dalam jangka panjang.
EVALUASI KINERJA
Perpustakaan Daerah DIY telah menunjukkan komitmen dalam mendukung pendidikan dengan menyediakan berbagai macam koleksi buku cetak dan digital, serta akses internet cepat. Namun, meski jumlah koleksi cukup besar, relevansi bahan pustaka dengan kebutuhan pendidikan formal dan informal perlu terus ditinjau agar lebih mendukung kurikulum dan pembelajaran. Namun,Â
Perpustakaan Daerah DIY juga telah menyediakan akses digital, namun pemanfaatan teknologi ini masih perlu dioptimalkan, karena masih terdapat keluhan terkait aksesibilitas dan kualitas pelayanan, misalnya dengan menambah koleksi e-book berbasis kurikulum, pelatihan literasi digital, atau penyediaan materi pembelajaran interaktif.
Dengan 893.000 pengunjung per tahun, minat masyarakat terhadap layanan Perpusda DIY cukup tinggi. Meski demikian, angka ini belum mencerminkan keberhasilan penuh dalam mendukung pendidikan, terutama di kelompok usia sekolah dan mahasiswa. Program literasi dan kolaborasi dengan institusi pendidikan perlu diperluas untuk memaksimalkan dampak perpustakaan.
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Perpustakaan Daerah (Perpusda) DIY memiliki potensi yang besar sebagai fasilitator pendukung peningkatan kualitas pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Terutama dalam meningkatkan literasi dan akses informasi di masyarakat. Akan tetapi, hal tersebut seringkali dipandang sebagai entitas marginal dalam sistem pendidikan. Terkait kualitas pelayanan dan aksesibilitas perlu peningkatan agar lebih banyak masyarakat yang dapat mengakses dan memanfaatkan layanan perpustakaan ini sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan di Daerah Istimewa Yogyakarta.Â
Oleh karena itu, untuk meningkatkan peran perpustakaan daerah perlu adanya optimalisasi sumber daya melalui program literasi secara masif, kolaborasi dengan institusi pendidikan untuk memperluas peran perpustakaan sebagai pusat belajar masyarakat, pengembangan layanan digital atau perpustakaan keliling untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas, serta peningkatan pelatihan bagi staf untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Penerapan upaya ini diharapkan dapat menjadi langkah awal perbaikan fasilitas Perpustakaan Daerah di Yogyakarta.