Di sebuah kota metropolitan yang penuh dengan gemerlap dunia, hiduplah seorang pemuda bernama Adrian. Adrian adalah anak tunggal dari seorang pengusaha sukses yang bernama Pak Haris. Meski hidup dalam kemewahan, Adrian tumbuh menjadi seorang pemuda yang gemar bermaksiat. Lingkungan pergaulannya penuh dengan hura-hura, pesta, dan berbagai aktivitas yang menjauhkannya dari nilai-nilai agama.
Pak Haris, ayah Adrian, terkenal sebagai pengusaha tanpa hati yang menjalankan bisnis dengan cara-cara kotor. Bisnisnya melibatkan penipuan, suap, dan berbagai praktik tidak etis lainnya. Adrian yang tumbuh besar di bawah bayang-bayang ayahnya, ikut terjerumus dalam pekerjaan tidak baik tersebut. Bagi Adrian, kehidupan seperti itu adalah hal yang biasa dan ia menikmati setiap momennya tanpa pernah berpikir dua kali tentang konsekuensinya.
Suatu hari, ketika Adrian sedang berlibur di sebuah desa yang jauh dari hiruk-pikuk kota, ia bertemu dengan seorang gadis sholehah dan cantik bernama Aisyah. Aisyah adalah putri seorang ustaz di desa tersebut. Pertemuan pertama mereka terjadi saat Adrian tersesat di hutan kecil di pinggiran desa. Aisyah yang kebetulan sedang berjalan-jalan, menolong Adrian dan mengantarnya kembali ke tempat ia menginap.
Adrian merasa ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya setiap kali melihat Aisyah. Kecantikan dan keshalihan Aisyah membuat hati Adrian yang selama ini beku, perlahan mencair. Ia mulai sering mengunjungi desa itu dengan alasan mencari ketenangan, padahal sebenarnya ia ingin bertemu Aisyah.
Pertemuan demi pertemuan terjadi, dan Adrian mulai mendengar banyak nasihat dan cerita tentang kehidupan yang lebih bermakna dari Aisyah. Aisyah tidak pernah menghakimi, namun ia selalu mengajak Adrian untuk merenung dan berpikir tentang tujuan hidupnya. Kata-kata Aisyah selalu mengandung kebenaran dan kebijaksanaan, membuat Adrian mulai mempertanyakan gaya hidupnya selama ini.
Perlahan tapi pasti, benih hidayah mulai tumbuh dalam hati Adrian. Ia merasa malu dengan kehidupannya yang penuh dosa. Namun, perubahan itu tidaklah mudah. Adrian harus berhadapan dengan ayahnya yang marah besar ketika mengetahui Adrian mulai menjauh dari bisnis keluarga. Pak Haris menganggap Adrian sebagai penerusnya yang akan melanjutkan segala usahanya. Adrian merasa terjepit antara loyalitas kepada ayahnya dan keinginannya untuk berubah.
Dengan tekad yang kuat dan bimbingan Aisyah, Adrian akhirnya memutuskan untuk meninggalkan bisnis keluarga yang tidak baik. Ia tahu bahwa ini bukan hanya tentang dirinya, tetapi juga tentang tanggung jawabnya di hadapan Allah. Adrian mulai mencari pekerjaan yang halal, meski harus dimulai dari nol. Ia rela bekerja serabutan, menjadi pelayan di warung, dan melakukan pekerjaan-pekerjaan kecil lainnya.
Proses hijrah Adrian tidaklah mudah. Ia sering kali merasa putus asa karena kesulitan yang dihadapinya. Namun, setiap kali ia merasa lemah, Aisyah selalu ada untuk menguatkan dan mengingatkannya tentang tujuan besar dari hijrah ini. Cinta dan ketulusan Aisyah menjadi penyemangat Adrian untuk terus berjuang.
Hari demi hari berlalu, dan perlahan Adrian mulai melihat hasil dari usahanya. Ia mulai diterima di lingkungan baru yang lebih baik dan mendapatkan pekerjaan tetap di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang sosial. Meski gajinya tidak sebesar ketika ia bekerja di bisnis ayahnya, Adrian merasa lebih tenang dan damai.
Akhirnya, atas izin Allah, Adrian melamar Aisyah dan mereka pun menikah. Hidup Adrian berubah total. Dari seorang pemuda yang gemar bermaksiat, ia menjadi suami yang bertanggung jawab dan taat kepada Allah. Hijrah yang dilakukan Adrian bukan hanya membawa perubahan dalam hidupnya, tetapi juga membuka mata banyak orang di sekitarnya tentang pentingnya hidup dalam ketaatan kepada Allah.
Pak Haris yang awalnya menolak keras perubahan Adrian, perlahan mulai menerima kenyataan. Melihat kebahagiaan dan ketenangan yang ada dalam diri Adrian, hati Pak Haris pun luluh. Di usia senjanya, Pak Haris mulai introspeksi diri dan berusaha untuk memperbaiki segala kesalahan yang pernah ia lakukan.
Hijrah Adrian menjadi bukti bahwa dengan izin Allah, seseorang dapat berubah dan menemukan jalan yang benar. Cinta kepada Allah dan kepada sesama yang tulus dapat membawa seseorang melewati berbagai rintangan dan menemukan kebahagiaan sejati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H