Bagian 1: Mimpi dan Awal Perjalanan
Di sebuah desa kecil yang tersembunyi di antara pegunungan, hiduplah seorang pemuda bernama Arka. Sejak kecil, Arka bermimpi menjadi seorang petarung kerajaan, gelar yang sangat dihormati oleh semua orang di seluruh penjuru negeri. Petarung kerajaan dikenal karena keberanian dan keterampilan mereka yang luar biasa dalam melindungi kerajaan dari ancaman luar. Mereka adalah pahlawan yang dielu-elukan dan dianggap mulia oleh rakyat.
Arka, meskipun belum mahir dalam hal bertarung, memiliki tekad yang kuat. Setiap pagi sebelum matahari terbit, dia berlatih di lapangan desa, meniru gerakan-gerakan yang pernah dilihatnya dari para petarung yang datang ke desa. Dia berlatih keras, mengayunkan pedang kayu dan melompati rintangan-rintangan yang dibuatnya sendiri.
Pada suatu hari, desa mereka kedatangan seorang petarung kerajaan yang sedang dalam perjalanan kembali ke istana. Petarung itu bernama Ardan, terkenal sebagai salah satu yang terbaik. Arka memberanikan diri untuk mendekati Ardan dan meminta bimbingannya.
"Ardan, bolehkah aku belajar darimu?" tanya Arka dengan penuh harap.
Ardan menatap Arka dengan mata tajam, lalu tersenyum. "Ketekunanmu patut diacungi jempol, anak muda. Aku akan memberimu beberapa petunjuk, tetapi jalan menuju petarung kerajaan tidak mudah."
Dengan bimbingan Ardan, Arka mulai memahami dasar-dasar seni bertarung. Dia belajar teknik dasar pedang, cara mempertahankan diri, dan strategi bertarung. Ardan juga mengajarkan pentingnya ketenangan dan ketegasan dalam pertempuran.
Bagian 2: Latihan Berat dan Tantangan
Setelah beberapa bulan berlatih di desa, Arka memutuskan bahwa sudah saatnya dia pergi ke ibu kota kerajaan untuk mengikuti seleksi menjadi petarung kerajaan. Dia berpamitan kepada keluarganya dan penduduk desa, berjanji akan kembali sebagai seorang pahlawan.
Perjalanan menuju ibu kota tidaklah mudah. Arka harus melewati hutan lebat dan pegunungan yang berbahaya. Dia menghadapi banyak rintangan, dari binatang buas hingga perampok jalanan. Namun, dengan setiap tantangan, dia semakin kuat dan terampil.
Setibanya di ibu kota, Arka terpesona oleh kemegahan istana kerajaan. Dinding-dindingnya berkilauan dengan hiasan emas dan permata, sementara taman-tamannya penuh dengan bunga-bunga indah yang belum pernah dilihatnya sebelumnya. Namun, dia tidak membiarkan kemewahan ini mengalihkan perhatiannya dari tujuan utamanya.
Seleksi untuk menjadi petarung kerajaan sangat ketat. Ratusan pemuda dari seluruh penjuru negeri datang untuk mengikuti seleksi ini. Mereka harus melalui serangkaian ujian yang sangat berat, dari uji ketangkasan, kekuatan, hingga kecerdasan strategi. Arka berusaha sekuat tenaga, mengingat semua yang telah dia pelajari.