Arka berhasil melewati tahap awal seleksi dan berhak mengikuti pelatihan intensif di bawah pengawasan langsung dari pemimpin petarung kerajaan, seorang petarung legendaris bernama Galdor. Galdor terkenal karena kehebatannya dalam pertempuran dan ketegasan dalam melatih anak didiknya.
Di antara para calon petarung, Arka berteman dengan seorang pemuda bernama Kenan. Mereka berdua sering berlatih bersama, saling memberi semangat dan motivasi. Meskipun persaingan sangat ketat, mereka tetap menjunjung tinggi nilai persahabatan.
"Arka, kita harus terus berlatih. Aku yakin kita berdua bisa menjadi petarung kerajaan," kata Kenan suatu malam setelah latihan yang melelahkan.
"Benar, Kenan. Kita akan buktikan bahwa kita layak," jawab Arka dengan penuh semangat.
Pelatihan di bawah Galdor sangat keras dan tidak mengenal ampun. Mereka harus berlatih dari pagi hingga malam, menghadapi simulasi pertempuran yang sangat realistis. Setiap kesalahan kecil bisa berakibat fatal dalam dunia nyata, dan Galdor memastikan mereka memahami hal itu.
Bagian 4: Pertempuran dan Pengakuan
Setelah berbulan-bulan pelatihan intensif, tiba saatnya untuk ujian akhir. Ujian ini akan menentukan siapa yang layak menjadi petarung kerajaan. Arka dan Kenan, bersama para calon lainnya, harus menghadapi serangkaian pertempuran di hadapan Kaisar dan seluruh penghuni istana.
Pertempuran berlangsung sengit. Arka menunjukkan semua yang telah dia pelajari, menggabungkan kecepatan, ketangkasan, dan kecerdasan dalam setiap gerakannya. Dia berjuang dengan segenap tenaga, mengalahkan lawan demi lawan.
Akhirnya, tibalah saat yang menentukan. Arka harus menghadapi salah satu petarung terbaik di antara calon-calon lainnya. Pertarungan ini sangat menegangkan dan penuh dengan aksi. Namun, dengan ketekunan dan tekad yang kuat, Arka berhasil mengalahkan lawannya.
Kaisar, yang menyaksikan seluruh pertempuran, berdiri dan memberikan tepuk tangan. "Arka, engkau telah menunjukkan keberanian dan keahlian yang luar biasa. Mulai hari ini, engkau adalah seorang petarung kerajaan."
Arka tidak bisa menahan air mata kebahagiaan. Semua kerja keras dan pengorbanannya akhirnya terbayar. Dia melihat ke arah Galdor dan Kenan, yang tersenyum bangga kepadanya.
Malam itu, istana dipenuhi dengan kemeriahan. Para petarung kerajaan, termasuk Arka, merayakan keberhasilan mereka dengan jamuan mewah. Hidangan lezat, musik, dan tarian mengisi aula istana yang megah. Arka merasa seperti berada di dunia lain, jauh dari kesederhanaan desanya.