Ari turun dari kereta dengan langkah gontai. Ia baru saja pulang dari Jakarta, setelah bekerja selama lima tahun di sana. Selama itu pula, ia tak pernah pulang ke kampung halamannya di Jawa Tengah.
Ari berjalan menyusuri jalan kampung yang sudah tak asing lagi baginya. Ia melihat banyak perubahan di kampungnya. Rumah-rumah tampak lebih rapi dan terawat. Jalan-jalan juga sudah diaspal.
Ari sampai di rumah orang tuanya. Ia mengetuk pintu, dan tak lama kemudian, pintu terbuka. Seorang wanita tua muncul di depan pintu.
"Ari," wanita tua itu berseru. "Anakku sudah pulang."
Ari memeluk ibunya erat. Ia sangat senang bisa bertemu kembali dengan ibunya.
"Ibu," kata Ari. "Aku sudah lama tak bertemu denganmu."
"Aku juga sudah lama tak bertemu denganmu," kata ibunya. "Aku sangat merindukanmu."
Ari dan ibunya masuk ke rumah. Ayah Ari sudah menunggu di ruang tamu.
"Ari," kata ayahnya. "Selamat datang kembali."
Ari memeluk ayahnya juga. Ia sangat bahagia bisa bertemu kembali dengan kedua orang tuanya.
Malam itu, Ari makan malam bersama keluarga. Ia bercerita tentang pengalamannya selama bekerja di Jakarta. Ayah dan ibunya mendengarkan dengan penuh perhatian.
Setelah makan malam, Ari dan keluarganya duduk di teras rumah. Mereka mengobrol dan tertawa bersama.
"Ari," kata ayahnya. "Apakah kamu sudah punya rencana untuk masa depan?"
"Aku masih belum tahu, Ayah," kata Ari. "Aku ingin menghabiskan waktu bersama keluargaku dulu."
"Itu bagus," kata ayahnya. "Nikmati waktumu bersama keluargamu. Nanti, kita akan bicara lagi tentang masa depanmu."
Ari tersenyum. Ia merasa sangat bahagia bisa pulang ke kampung halamannya. Ia merasa seperti pulang ke rumah.
**
Keesokan harinya, Ari bangun pagi-pagi. Ia ingin melihat-lihat kampung halamannya. Ia berjalan-jalan ke pasar, ke sekolahnya dulu, dan ke tempat-tempat lain yang dulu ia sering kunjungi.
Ari bertemu dengan banyak teman-teman lamanya. Mereka senang bisa bertemu kembali. Mereka mengobrol dan tertawa bersama.
Ari merasa senang bisa kembali ke kampung halamannya. Ia merasa seperti menemukan kembali bagian dirinya yang hilang.
Ari sadar bahwa selama ini, ia telah melupakan kampung halamannya. Ia telah terlalu sibuk dengan pekerjaannya di Jakarta.
Ari berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia akan sering pulang ke kampung halamannya. Ia ingin menghabiskan lebih banyak waktu bersama keluarga dan teman-temannya.