Emansipasi secara harfiah adalah kesetaraan hak gender, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah pembebasan dari perbudakan atau persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Emansipasi wanita mempunyai makna tentang bagaimana perempuan dapat berkembang dan maju dari waktu ke waktu tanpa menghilangkan jati dirinya. Namun pada kenyataannya banyak presepsi publik yang salah dalam mengartikan bahwa makna dari emansipasi wanita itu sendiri adalah perjuangan kaum wanita demi memperoleh persamaan hak dengan kaum pria. Tapi sebenarnya makna emansipasi wanita bukanlah demi memperoleh persamaan hak dengan kaum pria, melainkan untuk mendapatkan hak-hak nya sebagai wanita itu sendiri. Karena meski dipaksakan dengan cara apapun, kaum pria tidak mungkin melakukan perilaku kodrati wanita, seperti menstruasi, mengandung, melahirkan, dan menyusui, akibat realita kewajiban masing-masing jenis kelamin dengan latar belakang biologis kodrati yang tidak sama.Â
Tercapainya emansipasi wanita Indonesia di era modern tak lepas dari peran R.A Kartini, yamg merupakan ibu dari emansipasi wanita Indonesia. Kartini secara aktif memperjuangkan hak-hak wanita, terutama dalam hal pendidikan dan kesetaraan. Dia mengadvokasi pentingnya pendidikan bagi wanita, meskipun pada masanya banyak wanita tidak memiliki akses ke pendidikan formal. Kartini mendirikan sekolah untuk wanita pribumi (Sekolah Kartini), yang bertujuan memberikan pendidikan kepada wanita dari berbagai latar belakang.
Selain itu, Kartini menulis surat kepada teman-temannya yang kemudian diterbitkan dalam buku yang dikenal sebagai "Habis Gelap Terbitlah Terang" yang berisi pemikirannya tentang pentingnya pembebasan wanita dari tradisi patriarki dan keterbelakangan. Tulisannya mendorong kesadaran akan pentingnya pendidikan dan kemandirian bagi wanita Indonesia. Pemikiran dan perjuangan Kartini telah menginspirasi gerakan emansipasi wanita di Indonesia dan membuka jalan bagi perubahan sosial yang mengarah pada peningkatan hak-hak dan kesempatan bagi wanita.
Lalu bagaimana dengan perjuangan dalam tantangan dan peluang wanita di era modern? Walaupun era wanita masa kini sudah lebih maju dibandingkan dengan era saat masa Kartini, tapi bukan berarti perjuangan berhenti sampai disini. Berikut beberapa tantangan yang masih dihadapi wanita di era modern:
Kekerasan terhadap wanita masih kerap menjadi masalah serius di banyak negara di seluruh dunia. Bentuk-bentuk kekerasan seperti pelecehan seksual, pemerkosaan, kekerasan dalam rumah tangga, dan perdagangan manusia masih merajalela dan sering kali tidak dilaporkan atau dianggap enteng.Â
Wanita juga masih sering kali memikul beban ganda dalam mengelola karir profesional dan tanggung jawab rumah tangga. Meskipun ada peningkatan kesadaran akan pentingnya pembagian kerja rumah tangga yang adil antara pasangan, tetapi masih banyak wanita yang mengalami kesulitan untuk menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadi.Â
Diskriminasi upah masih ada di berbagai tempat, di mana wanita sering kali mendapatkan bayaran yang lebih rendah daripada pria, bahkan untuk pekerjaan yang sama atau setara.
Namun di era modern ini pula, wanita memiliki akses peluang yang lebih besar daripada sebelumnya untuk mencapai kesetaraan gender. Meskipun masih ada tantangan yang dihadapi, perkembangan sosial, ekonomi, dan politik telah membuka jalan bagi peningkatan keterlibatan wanita di berbagai bidang kehidupan. Berikut adalah beberapa peluang yang tersedia bagi wanita dalam mencapai kesetaraan di era modern:Â
Pendidikan yang merata
Banyak negara telah melakukan upaya untuk menyediakan akses yang setara terhadap pendidikan bagi anak perempuan dan laki-laki yang dapat membuka jalan bagi wanita untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan wawasan yang diperlukan untuk bersaing di pasar kerja.Â
Partisipasi ekonomi yang meningkat
Wanita semakin banyak terlibat dalam pasar kerja formal dan informal. Peluang untuk bekerja di berbagai sektor ekonomi memberikan wanita kontrol lebih besar atas keuangan mereka sendiri, meningkatkan kemandirian ekonomi, dan memperluas pilihan hidup mereka.
Teknologi dan koneksi global
Kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi telah membuka pintu bagi wanita untuk mengakses informasi, pelatihan, dan kesempatan kerja di seluruh dunia. Internet dan media sosial juga memberikan platform untuk wanita untuk berbagi cerita, memperkuat jaringan, dan memobilisasi dukungan untuk perjuangan mereka.
   4. Pemberdayaan wanita melalui program dan inisiatif
Banyak organisasi dan lembaga pemerintah yang memperjuangkan pemberdayaan wanita melalui program-program pelatihan, akses ke modal usaha, layanan kesehatan reproduksi, dukungan psikososial, dan advokasi kebijakan.
Dengan memanfaatkan peluang-peluang ini dan terus memperjuangkan kesetaraan gender, wanita memiliki potensi untuk memainkan peran yang lebih besar dalam pembangunan masyarakat yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan. Kesetaraan gender bukan hanya masalah hak asasi manusia, tetapi juga kunci untuk mencapai kemajuan sosial, ekonomi, dan politik yang berkelanjutan bagi semua.
Di masa sekarang sudah banyak wanita yang berhasil mendobrak stereotip bahwa wanita lebih berharga jika bekerja sebagai ibu rumah tangga dibandingkan jika bekerja untuk mencari uang, diantara nya seperti:
   1. Maudy Ayunda
Maudy Ayunda merupakan salah satu figur publik yang dihormati di Indonesia, tidak hanya karena bakat seninya yang multitalenta, tetapi juga karena dedikasinya dalam memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui karya seni, pendidikan, dan kegiatan sosialnya. Maudy mulai dikenal luas setelah merilis album debutnya yang berjudul "Panggil Aku..." pada tahun 2011. Selain menjadi seorang penyanyi yang sukses, Maudy juga aktif di dunia akting. Selama karirnya, Maudy Ayunda juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pendidikan. Dia mendapatkan gelar sarjana dalam bidang Philosophy, Politics, and Economics (P.P.E) dari Universitas Oxford di Inggris, yang menunjukkan dedikasinya dalam bidang pendidikan.
   2. Merry Riana
Merry Riana adalah seorang motivator, pengusaha, dan penulis asal Indonesia yang dikenal karena kisah inspirasionalnya tentang perjalanan dari kegagalan menuju kesuksesan. Dia memberikan motivasi dan pelatihan untuk membantu orang lain mencapai potensi penuh mereka dalam kehidupan dan karier. Kisah hidupnya yang menginspirasi kemudian diangkat menjadi film biografi yang berjudul "Merry Riana: Mimpi Sejuta Dolar" pada tahun 2014. Selain sebagai motivator, Merry juga seorang penulis yang produktif. Dia telah menulis beberapa buku, termasuk "Mimpi Sejuta Dolar" yang menceritakan perjalanan hidupnya, serta buku-buku motivasi lainnya yang berfokus pada pengembangan diri dan kesuksesan.
  3. Dian Sastrowardoyo
Dian Sastrowardoyo telah menjadi salah satu ikon perfilman Indonesia yang paling dihormati dan diakui. Bakatnya dalam berakting, kepribadiannya yang rendah hati, dan kontribusinya dalam pengembangan industri hiburan Indonesia membuatnya menjadi salah satu tokoh terkemuka dalam dunia perfilman Indonesia. Dian juga terlibat dalam pembuatan film-film pendek dan iklan, serta terlibat dalam kegiatan sosial, salah satunya dengan mendirikan "Yayasan Dian Sastrowardoyo" yang ditujukan untuk para perempuan berprestasi Indonesia.
  4. Najwa Shihab
Najwa Shihab adalah seorang jurnalis, presenter, dan pengusaha asal Indonesia yang dikenal karena kontribusinya dalam bidang jurnalisme. Najwa Shihab memulai karir jurnalismenya sebagai jurnalis di Metro TV, salah satu stasiun televisi swasta terkemuka di Indonesia. Dia kemudian menjadi pembawa acara dan produser untuk berbagai program berita, termasuk "Mata Najwa" yang sangat terkenal. "Mata Najwa" adalah program diskusi yang menyoroti isu-isu sosial, politik, dan budaya yang relevan di Indonesia.
  5. Angkie Yudistia
Angkie Yudistia adalah seorang aktivis, pengusaha sosial, dan penyandang disabilitas yang dikenal karena kontribusinya dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas di Indonesia. Dia juga mendirikan perusahaan bernama Thisable Enterprise, yang berfokus pada desain, produksi, dan distribusi produk-produk aksesibilitas yang ramah disabilitas. Sebagai pengakuan atas dedikasinya dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas, Angkie Yudistia telah menerima berbagai penghargaan dan pengakuan. Salah satu penghargaan yang diterimanya adalah penghargaan sebagai Perempuan Inspiratif dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia pada tahun 2015.
Saat kita melangkah ke masa depan, mari kita terus mendorong perubahan positif, menghapuskan diskriminasi gender, dan membangun masyarakat yang lebih inklusif dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. Emansipasi wanita bukan hanya impian, tetapi juga sebuah realitas yang dapat kita capai jika kita bersatu dalam tekad dan komitmen untuk mencapai kesetaraan gender sepenuhnya di masa modern ini.
-kelompok perempuan 8C
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H