Pentingnya penghargaan terhadap perjuangan Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan kesetaraan gender tidak boleh diremehkan. Tapi mari kita lihat dari perspektif unik bagaimana perempuan di Indonesia saat ini menjalankan peran mereka dalam mencapai emansipasi.
Radikal feminisme di masa Kartini mungkin tidak lagi relevan dalam konteks modern. Wanita di Indonesia sekarang menemukan cara mereka sendiri untuk mencapai emansipasi. Mereka tidak hanya menjadi kartini-kartini baru yang mengejar kesetaraan, tetapi juga merangkul identitas mereka yang unik sambil meniti karir yang menjanjikan.
Perjuangan Kartini menjadi semacam tonggak bagi banyak perempuan Indonesia modern. Mereka tidak hanya mengejar kesetaraan dalam karir mereka, tetapi juga menjaga keberadaan mereka di rumah sebagai ibu dan istri. Contoh-contoh seperti Diajeng Lestari yang mendirikan HIJUP atau Lanny Siswadi dengan usaha sambalnya menunjukkan betapa perempuan Indonesia memperjuangkan emansipasi mereka dalam berbagai bidang.
Seiring dengan perubahan sosial dan ekonomi, paradigma tentang peran gender juga berubah. Kini, wanita Indonesia tidak lagi terikat pada batasan-batasan tradisional. Mereka memasuki berbagai profesi dan sektor bisnis, membuktikan bahwa mereka mampu bersaing di arena yang sebelumnya didominasi oleh pria.
Jadi, sambil menghormati warisan Kartini, mari kita juga mengakui peran yang dimainkan oleh perempuan Indonesia modern dalam mencapai emansipasi. Mereka adalah pahlawan masa kini yang melangkah maju dengan keunikan dan keberanian mereka sendiri. Selamat Hari Kartini untuk semua perempuan Indonesia yang terus menginspirasi dan mengubah paradigma tentang peran gender dalam masyarakat.
-kelompok perempuan 8B
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H