Apa itu patriarki?
Patriarki (serapan dari bahasa Latin) adalah sistem sosial yang menempatkan laki-laki dalam pemegang kekuasaan tertinggi dibanding lawan jenis kelaminnya, yaitu perempuan. Hampir setiap negara menganut budaya patriarki, termasuk Indonesia, meskipun tingkat keterikatannya berbeda. Arab Saudi adalah contoh negara yang tingkat patriarki nya sangat kuat.
Patriarki adalah sistem yang sangat ditolak oleh kaum feminis. Patriarki berpendapat bahwa perempuan dipandang hanya memiliki fungsi reproduksi. Sedangkan perempuan dianggap bisa tinggal di rumah hanya untuk hamil, melahirkan, mengurus anak atau sekedar melakukan pekerjaan rumah tangga.Â
Apa penyebab terjadinya patriarki?
Salah satu penyebab terjadinya patriarki ialah masyarakat memandang perbedaan biologis antara keduanya merupakan status yang tidak setara/sama. Perempuan yang tidak memiliki otot atau fisiknya tidak seperti laki-laki dipercayai sebagai alasan mengapa masyarakat meletakkan perempuan pada posisi lemah.
Bagaimana cara menghindari/mengurangi budaya patriarki?
Ada beberapa cara untuk mengurangi budaya patriarki:
1. Pendidikan yang inklusif: Memastikan bahwa pendidikan mengajarkan nilai-nilai kesetaraan gender dan menghilangkan stereotip gender.
2. Pemberdayaan perempuan: Memberikan akses yang sama terhadap pendidikan, pekerjaan, dan peluang politik bagi perempuan.
3. Memperjuangkan hukum yang adil: Mendukung legislasi yang melindungi hak-hak perempuan dan menghapuskan diskriminasi gender.
4. Kesadaran masyarakat: Melalui kampanye, pendidikan, dan diskusi, membangun kesadaran akan dampak negatif dari budaya patriarki dan mendorong perubahan perilaku.
5. Peran model positif: Memperkuat dan mengangkat suara perempuan dalam berbagai bidang, sehingga mereka bisa menjadi inspirasi bagi generasi mendatang.
Pada akhirnya, kita semua adalah makhluk sosial yang membutuhkan orang lain mau itu laki-laki ataupun perempuan. Masing-masing gender mempunyai kelemahan dan kelebihannya masing-masing dan keduanya harus saling mengikat dan menyatu untuk menambal masing-masing kelemahan itu. Maka dengan adanya hari Kartini ini, semoga bisa menyadarkan laki-laki dalam kebiasaan budaya patriarki dan lebih mengedepankan kesetaraan gender.
-kelompok laki-laki 8A
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H