Mohon tunggu...
Rafi Dwi Nugraha
Rafi Dwi Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Agroteknologi UPN "Veteran" Jawa Timur

Mahasiswa aktif UPN "Veteran" Jawa Timur Semester V Program Studi Agroteknologi & Mahasiswa magang ISS-MBKM PKKM 2023 PT. Great Giant Pineapple Divisi Research and Development Banana

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa Magang Melakukan Identifikasi Kematian Bibit Tanaman Pisang di Nursery Banana

19 November 2023   16:39 Diperbarui: 19 November 2023   18:32 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lampung Tengah (31/10) - Pisang di Indonesia merupakan komoditi pertanian dengan produksi paling tinggi di antara buah-buahan lainnya dengan total produksi pada tahun 2022  mencapai 9.596.972 ton dengan peningkatan sebesar 9.79% dari tahun sebelumnya. Permintaan buah pisang di dalam negeri juga cukup banyak dibanding buah-buahan yang lain. konsumsi buah pisang penduduk Indonesia mencapai 9.2 kg kapita-1 tahun-1 di tahun 2022 (BPS, 2022). Tingkat konsumsi ini akan mengalami kenaikan seiring pertambahan penduduk Indonesia. Hal ini mendorong adanya upaya untuk meningkatkan hasil produksi pisang baik secara intensifikasi maupun ekstensifikasi.

Pisang di Indonesia sangat banyak jenisnya, salah satunya adalah pisang Cavendish. Menurut Purwoko dan Juniarti (1998) pisang Cavendish memiliki nilai ekonomi yang tinggi terutama untuk komoditas ekspor. Peluang ekspor pisang Cavendish yang tinggi perlu diimbangi dengan meningkatkan produktivitasnya. Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan cara pemeliharaan pada bibit tanaman pisang secara optimal. Menurut Satiyantari (1998), pengembangan pisang secara komersial masih menghadapai banyak kendala salah satunya adalah susahnya mendapatkan bibit unggul dalam jumlah besar, terjangkau dalam harga, dan tepat waktu. Masalah di aspek pembibitan ini perlu segera ditanggulangi agar budidaya pisang dapat optimum.

PT Great Giant Pineapple memiliki departemen khusus untuk merawat dan menumbuhkan bibit tanaman pisang miliknya yaitu di Nursery Banana. Departemen nursery banana merupakan departemen satu-satunya yang ada di PT Great Giant Pineapple dan dapat menyuplai bibit tanaman pisang ke seluruh areal lahan perkebunan pisang di PT Great Giant Pineapple seluas 800 ha dalam 8 minggu. Untuk dapat mencapai target tersebut, nursery banana memiliki standar operasional kematian bibit maksimal 5% setiap guludnya. Namun, hal ini tidak selalu tercapai karena masih banyak dijumpai bibit tanaman pisang di nursery yang mati. Oleh sebab itu, mahasiswa magang kampus merdeka ingin mengetahui penyebab kematian bibit tanaman pisang di nursery banana PT Great Giant Pineapple.

Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Identifikasi kematian bibit tanaman pisang di nursery banana dilakukan selama 7 minggu dari proses tanam ke polybag hingga tanam ke areal. Dalam proses identifikasi, mahasiswa magang melakukan pengamatan fisiologis bibit, kondisi media, dan pengecekkan suhu, pH serta kelembaban untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab kematian bibit tanaman pisang di nursery. Selama pengamatan telah didapatkan hasil penyebab kematian bibit yaitu penyakit heartrot 68%, penyakit CMV 19%, penyakit Sigatoka 8%, penyakit BSV 4% dan hama belalang 1%.

https://www.upnjatim.ac.id/

(Rafi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun