Stunting masih menjadi tantangan serius di Indonesia, termasuk di Kabupaten Magelang. Hingga tahun 2024, Kasus stunting di Kabupaten Magelang tergolong cukup tinggi dengan kurang lebih 10.846 balita menderita stunting. Kondisi tersebut dapat berdampak signifikan pada tumbuh kembang anak, baik fisik dan kognitif, seta berpotensi menghambat pembangunan manusia. Faktor penyebab stunting bersifat multidimensional dan melibatkan lintas sektor, mulai dari faktor individu, keluarga, hingga lingkungan. Salah satu upaya untuk penurunan stunting adalah melalui Pendidikan Kesehatan. Pendidikan kesehatan berperan penting dalam peningkatan pengetahuan dan kesadaran akan kesehatan.
20/10/2024-Dusun Jetis.Tim PKL MBKM SKM Penggerak Tahun 2024 mengangkat topik Stunting dengan Program Pendidikan Kesehatan. Sebanyak 12 remaja putri di Dusun Jetis, Kalinegoro, Kabupaten Magelang mengikuti Program Pendidikan Kesehatan “Radar Stunting” (Remaja Sadar Stunting) yang diselenggarakan oleh Mahasiswi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, UNNES selama tiga kali pertemuan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja, khususnya remaja putri atau rematri tentang pencegahan stunting dan memberikan bekal keterampilan untuk menjadi agen perubahan di lingkungannya.
Pada pertemuan pertama, peserta diberikan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal tentang stunting dan memperkenalkan program pendidikan kesehatan ini secara keseluruhan. Minggu berikutnya, pada pertemuan kedua diisi dengan penyuluhan kesehatan yang membahas secara utuh tentang stunting dan pencegahannya yang bisa dilakukan oleh rematri. Materi disampaikan dengan Bahasa yang mudah dipahami dan diselingi dengan sesi tanya jawab.
Sebagai bentuk evaluasi dan meningkatkan antusiasme rematri, pada pertemuan terakhir diadakan permainan ular tangga raksasa. Permainan ini dirancang khusus untuk menguji pengetahuan peserta tentang materi yang disampaikan. Ular Tangga Raksasa berikian kejutan-kejutan berupa pertanyaan, tantangan, informasi fakta dan mitos terkait stunting yang dapat membangunkan semangat belajar bagi rematri. Setelah permainan, dilakukan postest untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta.
“Program ini mendapat sambutan yang baik dari rematri. Mereka aktif bertanya dan berpartisipasi dalam setiap kegiatan. Kami berharap pengetahuan yang didapatkan dapat disebarluaskan kepada teman sebaya dan keluarga” ujar Rafidha Nur Alifah, Penyelenggara program.
Program ini mendapatkan dukungan penuh dari pihak Dusun Jetis, “Tentunya, saya terbuka dengan semua program yang diadakan, terutama pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada remaja. Jujur, selama ini remaja di dusun kami itu belum tersentuh oleh kegiatan-kegiatan seperti ini, oleh karena itu saya berharap program ini akan membawa dampak baik kedepannya, bagi rematri itu sendiri dan keluarga hingga lingkungannya” Ujar Bapak Mulyono, Kepala Dusun Jetis. Keberadaan rematri sebagai agen perubahan diharapkan dapat menurunkan angka stunting di Indonesia dan mewujudkan generasi muda yang sehat dan ceria
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H