Masyarakat bergotong royong untuk menjaga kebersihan sebagai bentuk penerapan dalil yang berarti “Kebersihan sebagian dari iman” dan untuk menciptakan lingkungan yang nyaman. Kebersihan lingkungan sejatinya merupaka tugas dan tanggung jawab bersama. Kegiatan ini menunjukkan bahwa perayaan Lebaran Topat bukan hanya tradisi, tetapi merupakan bentuk kepedulian masyarakat sasak terhadap lingkungan sekitarnya.
Di era yang terus berkembang ini, Lebaran Topat menawarkan perspektif alternatif tentang makna kebahagiaan. Kebahagiaan bukan hanya diukur dari kemewahan materi, tetapi juga dari rasa syukur, kebersamaan, dan keharmonisan dengan lingkungan.
Maka, tradisi Lebaran Topat yang mengakar kuat di Lombok ini perlu terus dilestarikan sebagai warisan budaya yang memelihara nilai-nilai luhur dalam kehidupan.
Dengan tetap menjaga dan menghormati tradisi mereka, masyarakat Lombok menunjukkan bahwa budaya lokal memiliki kekuatan yang dapat memperkuat dan memperkaya kehidupan manusia dalam segala aspek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H