Lombok dikenal sebagai salah satu pulau di Nusa Tenggara Barat yang kaya akan budaya dan kekayaan alam. Salah satu budaya yang kaya akan makna dan masih dilestarikan sampai saat ini adalah budaya Lebaran Topat. Lebaran Topat merupakan momentum bagi masyarakat suku Sasak di Lombok yang dilaksanakan setelah melanjalani puasa sunah setelah lebaran tepatnya seminggu setelah lebaran Idul Fitri.
Meskpun lebaran ini tidak diwajibkan dalam agama islam, perayaan lebaran topat sangat menggambarkan harmoni hubungan manusia dengan Tuhan (Allah SWT) atau Hablum Minallah (حَبْلٍ مِّنْ اللَّهِ), dengan sesama manusia/ Hablum Minannas (حَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ) dan hubungan dengan alam/ Hablum minal 'Alam ( الْعَالَمِ مِّنَ حَبْلٌ), dalam filosofi Bali ketiga hubungan ini disebut dengan Tri Hita Karana.
Hubungan dengan Tuhan (Allah SWT) Melalui Kegiatan Syukuran dan Doa Bersama
Inti dari perayaan Lebaran Topat ini adalah perayaan spiritual. Setelah menjalankan puasa sunnah selama enam hari pasca Idul Fitri, masyarakat Sasak membuat perayaan sebagai tanda syukur kepada Tuhan yang Maha Esa. Di beberapa wilayah Lombok, Lebaran Topat dilaksanakan dengan mengadakan acara dzikiran yang dilakukan oleh masyarakat setempat terutama kaum adam, dan dilakukan di Musholla atau Masjid.
Perayaan dilanjutkan dengan mengunjungi makam keluarga atau leluhur dan mendoakan mereka yang telah meninggal serta sebagai pengingat kepada keluarga yang masih hidup tentang kematian.
Hubungan dengan Sesama Manusia (Silaturahmi)
Setelah berziarah dan melaksanakan kegiatan spiritual yang lain, masyarakat berkumpul bersama dengan keluarga, kerabat,dan tetangga berbagi makanan khas lebaran yaitu ketupat, lauk pauk, dan kue tradisional.
Masyarakat biasanya membawa makanan dari rumah dan mengunjungi keluarga yang paling tua, kegiatan ini dapat memperkuat tali persaudaraan dan menciptakan kebersamaan. Tradisi ini mencerminkan hubungan antar sesama manusia yang saling mendukung dan menghormati satu sama lain.
Hubungan dengan Alam : Kepedulian pada Lingkungan Sekitar
Tidak hanya mencerminkan keharmonisan hubungan antara manusia dengan Tuhan dan dengan sesama manusia, perayaan Lebaran Topat juga mencakup harmonisasi hubungan manusia dengan alam atau lingkungannya. Sebelum hari perayaan, masyarakat biasanya membersihkan area makan keluarga, masjid, rumah, dan lingkungan yang dekat dengan tempat tinggalnya.