Mereka terkejut, tapi mereka segera memberiku 30 keping koin. Aku merasa senang, tapi juga merasa bersalah. Aku tidak tahu apa yang aku lakukan. Aku hanya ingin mengakhiri semua ini. Aku membawa mereka ke pusat kota, di mana banyak orang berkumpul. Aku melihat Raphael di antara kerumunan itu, dan aku mendekatinya. Aku memeluknya, dan aku berkata padanya.
Raphael diam sejenak, lalu senyum.
Aku tidak mengerti apa maksudnya, sampai aku melihat sesuatu yang mengejutkan. Penampilan Raphael berubah menjadi penampilanku, dan penampilanku berubah menjadi penampilan Raphael. Aku tidak percaya dengan apa yang terjadi. Aku baru sadar bahwa Raphael telah menukar penampilan kami. Tentara Habun segera menangkapku, dan membawaku pergi. Mereka tidak tahu bahwa aku bukan Raphael. Mereka mengira bahwa mereka telah berhasil menangkap orang yang mereka cari. Mereka membawa aku ke tempat eksekusi, di mana mereka akan menyiksa dan menyalibku.
Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku hanya bisa menyesali apa yang telah aku lakukan. Aku menyadari bahwa aku telah mengkhianati sahabatku, dan Tuhan yang dia sembah. Aku tidak pantas untuk di maafkan. Saya lebih baik di Neraka. Semua ini terjadi karena ada suatu anomaly yang menyuruhku begini. Saya kesal. Saya gelisah.
Raphael pun pergi, dan aku pun hanya bisa menunggu ajalku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H