Mohon tunggu...
Rafi Aulia Prasetya
Rafi Aulia Prasetya Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN Maliki Malang

Orang keren

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi Oleh Kelompok 23 KKM UINMA Tentang Pencegahan Stunting di Dusun Nusantoro Desa Ampeldento Pakis

24 Januari 2023   16:30 Diperbarui: 24 Januari 2023   16:39 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malang - Awal Tahun 2023 Kami mahasiswa KKM UIN Malang melakukan Kegiatan Sosialisasi tentang Pentingnya Pencegahan Stunting di posyandu Dsn. Nusantoro Ds. Ampeldento Kec. Pakis Kab. Malang, yang diikuti oleh warga terkhusus nya ibu - ibu yang memiliki balita sebanyak 75 orang.

Kegiatan sosialisasi ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan tentang Pentingnya Pencegahan Stunting pada anak bayi karena diketahui terdapat anak balita di Dsn. Nusantoro yang terindikasi Borderline Stunting maka sosialisasi ini dilakukan untuk mengantisipasi pertambahan adanya kasus Stunting, kegiatan Sosialisasi ini dilakukan pada 7 Januari 2023 pagi hari tepatnya pukul 08.00 WIB, kegiatan posyandu ini berlangsung tepatnya di kediaman salah satu warga Dsn. Nusantoro.

Dan kami disini juga mewawancarai salah seorang kader dari Posyandu yang mengatakan bahwa "Memang disini angka kelahiran sangat tinggi, dan masih banyak ibu-ibu yang kurang memperhatikan gizi yang diberikan kepada anaknya, masih banyak juga yang menyepelekan bahaya dari stunting tersebut", kata Bu Satupa ketua Kader Posyandu di Dsn. Nusantoro.

Sosialisasi diawali oleh sambutan dan dibuka oleh Dwiki Pramudika Abdul Aziz selaku Mahasiswa KKM Jurusan Pendidikan Dokter. Dalam sambutannya ia berharap dengan adanya sosialisasi ini dapat menambah ilmu tentang makanan yang sehat dan bergizi kepada masyarakat Desa Ampeldento, terutama ibu-ibu yang setiap harinya menghidangkan makanan untuk anak-anak sebagai generasi penerus bangsa.

"Stunting disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya akses makanan bergizi terutama kepada ibu yang sedang hamil, praktek pengasuhan yang tidak baik, kurangnya akses air bersih dan sanitasi, dan faktor lingkungan" kata Aziz.

Aziz juga menambahkan, Stunting memiliki dampak jangka pendek dan juga panjang. Dampak jangka pendek yaitu terganggunya perkembangan otak, kecerdasan berkurang, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Sedangkan dampak jangka panjang yaitu menurunkan kemampuan kognitif, kekebalan tubuh, munculnya penyakit diabetes, obesitas, jantung, stroke, dan kanker.

Dok. pribadi
Dok. pribadi

Kegiatan posyandu ini berjalan dengan baik dan juga ibu-ibu yang antusias untuk mengikuti sosialisasi ini membuat kelancaran dalam kegiatan tersebut, sosialisasi ini di laksanakan untuk memberikan tambahan wawasan tentang bahaya Stunting dan juga cara pencegahannya, saat kegiatan sosialisasi berlangsung teman-teman KKM juga membagikan pamflet tentang Stunting agar dapat membantu pemahaman ibu-ibu tentang apa itu Stunting. Selain melakukan Sosialisasi anggota KKM juga membantu pelaksanaan Posyandu seperti menimbang berat badan, mengukur tinggi badan, dan juga tensi yang dilakukan dalam posyandu balita dan lansia.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan peserta tentang Stunting dan penyebab gejalanya, meningkatkan pengetahuan peserta tentang resiko tinggi dan pengenalan tanda kelahiran pada kehamilan. Stunting sendiri sebenarnya merupakan keadaan berhentinya pertumbuhan pada anak. Penyebab utama stunting adalah kekurangan gizi pada waktu yang cukup lama. Pemberhentian pertumbuhan meliputi pertumbuhan tubuh dan otak. Stunting menyebabkan anak memiliki tinggi badan yang lebih pendek dibandingkan anak-anak lain yang seusia dengannya. Stunting juga menyebabkan keterlambatan perkembangan cara berpikir.

Stunting sebenarnya masih dapat dicegah jika orang tua mengambil langkah-langkah penting dalam dua tahun pertama kehidupan seorang anak yang merupakan Golden Periode. Jika anak tidak mendapatkan makanan dan perawatan yang tepat selama waktu khusus itu, efeknya bisa sangat berbahaya. Hampir setengah dari kematian anak di seluruh dunia terkait dengan kondisi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun