Mohon tunggu...
Rafi Akram
Rafi Akram Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi saya bermain futsal kepribadian saya cukup menarik dan saya sangat suka sekali dengan perkembangan,terutama perkembangan yang terjadi pada diri saya sendiri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lato-lato Mendadak Heboh di Seluruh Penjuru Indonesia

9 Januari 2023   23:05 Diperbarui: 9 Januari 2023   23:09 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lato-lato Mendadak Heboh Di Seluruh Penjuru Indonesia

 

Rafi Akram/Fikom-UBJ/Saeful.M.

Seketika ada jenis mainan baru yang gempar di indonesia. Mainan yang terbuat dari bola-bola plastik yang menggunakan tali membuat heboh masyarakat. Tidak hanya anak-anak. Namun, remaja hingga orang dewasa juga menyukai mainan tersebut. Bahkan, seorang anak sultan andara "Rafathar" juga memainkan mainan tersebut. Lato-lato nama jenisnya, banyak sekali anak-anak yang memainkan mainan tersebut dimana-dimana.

Permainan lato-lato berhasil menggemparkan masyarakat. Hampir disemua tempat kita mudah sekali menjumpai anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa yang memainkan mainan tersebut. Namun, tidak hanya banyak dan mudah kita jumpai masyarakat yang memainkan mainan tersebut, tapi banyak dan mudah juga kita jumpai Pedagang lato-lato disetiap tempat.

Pabrik pembuat mainan lato-lato mendadak kaya. Bahkan banyak sekali orang-orang yang menjadikan mainan tersebut menjadi ladang bisnis bagi mereka dan banyak juga pedagang-pedagang yang beralih penjualan, yang tadinya menjual jajanan namun kini beralih menjadi penjual lato-lato. Tidak tahu akan bertahan berapa lama mainan tersebut digemari masyarakat, namun yang pasti banyak sekali orang-orang biasa maupun pedagang yang memanfaatkan peluang ini.

"Mumpung lagi trending mas, lumayan buat pemasukan sehari-hari. Kejual 15-20 mainan lato-lato aja udh lumayan untungnya buat dibawa pulang. Jaman lagi susah mas, asal ada yang bisa menghasilkan asalkan halal mas," Ujar Bang Johar penjual mainan lato-lato.

Mainan lato-lato mungkin terlihat mudah dimainkan. Namun, banyak sekali anak remaja yang mencoba membeli mainan tersebut karena rasa penasaran ketika melihat anak-anak kecil memainkan lato. 

Ternyata mainan tersebut bagi mereka anak remaja cukup sulit untuk dimainkan. Namun, dengan harganya yang murah dan sangat terjangkau membuat masyarakat yang penasaran tersebut tidak harus berpikir panjang dalam membelinya dan mainan tersebut juga murah untuk orang tua yang ingin membelikan mainan itu untuk anak-anaknya. Mainan tersebut kisaran harga 10.000 hingga 15.000 rupiah saja.

"Awalnya saya liat bocil-bocil mainin lato-lato tidak terlalu banyak. Tapi makin kesini hampir disetiap jalan banyak banget bocil yang mainin mainan itu. Lama-lama saya penasaran kok kayanya gampang banget maininnya, akhirnya saya beli deh,  ternyata susah banget mas," Ujar Bang poncol seorang remaja yang juga memainkan lato-lato.

Tidak hanya digemari oleh banyak masyarakat. Namun, banyak juga msyarakat yang mengeluh dan terganggu atas adanya mainan tersebut. Mungkin karna suaranya yang lumayan berisik dan memang sudah terlalu banyak anak-anak kecil yang memainkan mainan terebut.

"Berisik banget mas, dilain sisi juga mengganggu karena banyak banget anak-anak yang main lato-lato gainget waktu, bahkan sampe bawa mainan lato-lato pas mau kesekolah, kan takutnya ganggu konsentrasi belajar. Lagi pula kasian kan guru-gurunya ngurusin mereka dikelas," Ujar Mba Sekar seorang remaja.

Tidak hanya mengganggu. Bahkan sedang gempar tragedi seorang anak yang hingga dioperasi bola matanya akibat bermain lato-lato, anak tersebut yang gempar dimedia sosial yang harus menjalani operasi bola mata akibat memainkan mainan lato-lato tinggal didaerah Kalbar (Kalimantan Barat).

Mungkin Orang tua-orang tua diluar sana harus lebih Menghimbau dengan ketat anak-anaknya dalam memainkan mainan tersebut. Tidak hanya ditakutkan mengganggu masyarakat maupun sekolahnya, namun juga takut menimbulkan kecelakaan atau kerugian pada anak tersebut. 

 

Penulis: Rafi Akram, Mahasiswa Semester III, Fikom Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun