Mohon tunggu...
Rafi Faizal Rohman
Rafi Faizal Rohman Mohon Tunggu... Buruh - Kelabu menghina kalbu

manusia yang serba kekurangan

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bocor

20 Juni 2022   00:24 Diperbarui: 20 Juni 2022   00:25 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ban lama sudah usang butuh ganti yang baru, uang saya tidak seberapa tapi nasib begini terus. Kata orang kalau sudah begini syukuri saja. Bagaimana mau disyukuri belum rampung seminggu menjejak, ban sudah bocor tiga kali, padahal makan cuma 2 kali sehari, ahh sial sekali hidup. Belum lagi dikutuk disumpahi eros sebab saban hari cuma jadi pecundang melarat yang merongrong orang tua.

Beli ban baru mana ada uang, tapi masih untung lah punya dua kaki yang sehat sentosa. Orang lain belum tentu bersyukur sepertimu diberi kaki sehat untuk mendorong motor, yaa kalau - kalau ban bedebah ini bocor lagi. Disamping kuliah yang tak pernah rampung, jalani saja kata mama saya. Tak usah banyak meminta lebih,  pakai saja yang ada. Itu kata - kata yang selalu keluar dari bapak bersamaan nasib melarat ini.

Ban motor kembali bocor pada minggu siang, sial sekali intuisi berkata lembut. Sungguh kalau seperti ini terus sama saja saya membuat tukang tambal ban tambah kaya dan saya semakin melarat. "Banmu ini hamil, melendung soalnya seperti ibu hamil, kalau ditambal pasti bocor lagi karena sudah usang" kata tukang tambal ban yang sok tahu. "berarti saya harus ganti ban baru" kata saya ramah "tentu saja dan harganya empat puluh lima ribu" . Kata - kata itu mengiang dalam kepala saya.

Mungkin bagi sebagian orang uang empat puluh lima ribu itu tidak seberapa. Tapi bagi saya itu sangat berarti sekali. Cukup untuk makan tiga kali sehari, dengan lauk yang enak. Jika begini terus lebih baik tidak punya motor sekalian, tapi motor terlampau penting  seperi kaki saja. Dapat dikendarai kemanapun sesuka hatimu. Barangkali dari sabang sampai marauke. Tetapi itu terlalu muluk, perjalanan jauh ya pakai saja pesawat atau kapal laut.

Ban dan motor seperti sepasang kekasih, jika diibaratkan harus selalu bersama kemanapun hinggap dan sejauh apapun itu kelana. Motor tanpa ban tak dapat menjelajah. Ban tanpa motor tak dapat ditumpangi. Ini sudah satu kesatuan tak dapat dielakan lagi. Tapi masa bodolah. Bocor ya tetap bocor. Tetap sesuatu yang tak mengenakkan.

29 November 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun