Mohon tunggu...
Rafi Khairani Sanabil
Rafi Khairani Sanabil Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030077 | UIN Sunan Kalijaga

• JΣPЯΣƬ | @rf.photo13 | Photographer • Campus Ambassador #1 | @leadershubjateng

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Wisatawan Harus ke Jogja! Inilah Alasannya

11 Mei 2023   10:06 Diperbarui: 3 Juli 2023   10:42 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jl. Malioboro Daerah Istimewa Yogyakarta (dokumen pribadi rafi khairani sanabil)

Saat penulis berkunjung ke Kraton pada Selasa, 09 Mei 2023 banyak sekali pengetahuan penting tentang Daerah Istimewa Yogyakarta yang didapatkan. Berawal dari Kraton Ngayogyakarta, kita dapat mengetahui sebagian besar Daerah Istimewa Yogyakarta. "Wisatawan Yogyakarta, (09/05/23) menuturkan bahwasanya Yogyakarta adalah salah satu tempat yang wajib dikunjungi bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, karena Yogyakarta memiliki berbagai destinasi bersejarah yang menarik untuk dikunjungi. 

Jadi, rugi jika berkunjung ke Jogja, tetapi tidak menyempatkan waktu untuk berwisata". Lantas apa saja yang membuat Daerah Istimewa Yogyakarta ini wajib dikunjungi oleh wisatawan? Simak penjelasan sebagai berikut:
1. Merupakan Daerah Istimewa

Pintu Masuk Kraton Yogyakarta (dokumen pribadi rafi khairani sanabil)
Pintu Masuk Kraton Yogyakarta (dokumen pribadi rafi khairani sanabil)

Yogyakarta merupakan daerah yang kaya akan sejarah, budaya dan masih banyak lagi. Daerah ini merupakan pendirian dari Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Sultan Hamengku Buwono I. Kesulitan Yogyakarta berdiri sejak 1755 hingga saat ini. Sungguh pencapaian yang luar biasa bagi sebuah pemerintahan atau kerjaan. Lantas mengapa daerah ini disebut sebagai Daerah Istimewa? Pertama adalah karena Yogyakarta memiliki nilai sejarah yang runtut, kemudian Yogyakarta juga mempunyai andil besar terhadap kemerdekaan Republik Indonesia. 

Salah satu jasanya yang paling terkenal, yaitu sebagai Ibu Kota sementara Indonesia, karena pada masa itu Indonesia berada dalam keadaan genting pasca penjajahan. 

Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi Ibukota sementara Indonesia sejak 4 Januari 1946 hingga 17 Desember 1949. Hal ini merupakan salah satu alasan kenapa Yogyakarta dijadikan sebagai daerah istimewa. Lantas apa bukti bahwasanya Yogyakarta resmi sebagai daerah Istimewa? Yaitu termaktub dalam Pasal 18 undang-undang dasar 1945 yang menyatakan bahwa "pembagian Daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang dengan memandang dan mengingat dasar permusyawaratan dalam sistem Pemerintahan Negara dan hak-hak asal-usul dalam Daerah-daerah yang bersifat Istimewa". 

Sebagai Daerah Otonom setingkat Propinsi, Daerah Istimewa Yogyakarta dibentuk dengan Undang-undang No.3 tahun 1950, sesuai dengan maksud pasal 18 UUD 1945 tersebut. Disebutkan bahwa Daerah Istimewa Yogyakarta adalah meliputi bekas Daerah atau Kasultanan Yogyakarta dan Daerah Pakualaman. Sebagai ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kota Yogyakarta kaya predikat, baik berasal dari sejarah maupun potensi yang ada, seperti sebagai kota perjuangan, kota kebudayaan, kota pelajar, dan kota pariwisata.
2. Penduduknya Ramah

Berbincang-bincang dengan Abdi Ndalem Kraton (dokumen pribadi rafi khairani sanabil)
Berbincang-bincang dengan Abdi Ndalem Kraton (dokumen pribadi rafi khairani sanabil)

Alasan Daerah Istimewa Yogyakarta Ramai dikunjungi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara, yaitu dikarenakan pendukungnya yang begitu ramah terhadap orang baru atau yang dikenakannya. Mereka (penduduk Jogja) memiliki perilaku atau attitude yang sopan kepada setiap orang yang mereka temui. Penduduk Jogja selalu menyapa siapapun dengan senyuman dan sapaan yang hangat, tak khayal hal ini membuat wisatawan domestik maupun mancanegara dibuat nyaman. "

 Wisatawan Jakarta (09/05/23) menuturkan bahwasanya rakyat atau penduduk Jogja sangatlah ramah kepada siapapun. Bahakan dia juga menuturkan bahwasanya penduduk Jogja yang tinggal di Jakarta juga memiliki sifat yang baik, dalam artian sopan santun, ramah, dan lemah lembut." Dengan pernyataan wisatawan tersebut dapat disimpulkan bahwasanya penduduk asli Jogja memiliki sifat atau perilaku yang sopan atau baik dimanapun dia berada. 

Hal ini tak lepas dari kebiasaan mereka yang terbiasa menggunakan bahasa krama dan contoh langsung dari pemimpin (Sultan atau Raja) kepada rakyat-rakyatnya. Ketika orang memiliki bahan krama, mereka akan dipastikan susah untuk mengungkapkannya dalam bentuk marah, emosi dan lain-lain. Hal ini dikarenakan bahasa-bahasa tersebut diciptakan untuk diungkapkan dengan kondisi sopan, lemah dan lembut. 

Kemudian tak hanya itu saja, Sultan sebagai pemimpin Daerah Istimewa Yogyakarta juga memberikan contoh yang sopan terhadap rakyat-rakyatnya, entah itu karena aturan-aturan yang dicetuskan oleh pihak kraton ataupun pribadi yang terbentuk sopan dari pendidikan di dalam kerajaan. Contoh kecil perilaku sopan Sultan Yogyakarta adalah ketika beliau tetap menaati peraturan dengan tidak menerobos lampu lalu lintas. 

Hal ini sungguh berbeda dengan pejabat lain yang selalu dikawal dan menerobos lampu lalu lintas. Akan tetapi, hal ini tidak dilakukan oleh Sultan Yogyakarta. Sungguh contoh perilaku sopan yang harus dilestarikan dan dijaga.
3. Kaya Akan Sejarah

Benteng Vredeburg Daerah Istimewa Yogyakarta (dokumen pribadi rafi khairani sanabil)
Benteng Vredeburg Daerah Istimewa Yogyakarta (dokumen pribadi rafi khairani sanabil)

Yogyakarta memiliki berbagai macam sejarah yang mempunyai nilai filosofis tersendiri. Hal ini merupakan pembeda dari daerah-daerah lainnya yang ada di Indonesia. Salah satu Sejarah yang memiliki nilai filosofis tinggi yaitu Sumbu Filosofi Kraton. 

"Masyarakat Yogyakarta (09/05/23) memamparkan bahwasanya sumbu simetri ini memiliki nilai sejarah dan filosofi yang tinggi, sumbu ini dibangun lurus antara Tugu Pal Putih, Kraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak. Sumbu filosofi yang lurus ini intinya menggambarkan perjalanan manusia sejak lahir hingga akhir hayat." Dari pemaparan tersebut kita jadi tahu bahwasanya setiap bangunan, tempat dan lain-lain yang ada di Jogja pasti memiliki nilai sejarah dan filosofi yang amat tinggi.
4. Memiliki Tradisi dan Budaya Yang Lestari

(dokumen pribadi rafi khairani sanabil)
(dokumen pribadi rafi khairani sanabil)

Alasan mengapa wisatawan harus mengunjungi Yogyakarta selanjutnya adalah karena Yogyakarta punya budaya dan tradisi yang ama sangat kental. Salah satu tradisi atau budaya yang ada di Jogja yang masih lestari hingga sekarang adalah adanya larangan penggunaan Batik Parang Barong di Kraton Yogyakarta. "Abdi Ndalem Kraton (09/05/23) menuturkan bahwasanya batik yang tidak boleh digunakan di Kraton adalah Parang Barong, karena batik ini khusus untuk Raja atau Sultan. 

Sebenarnya batik larangan yang lainnya masih banyak, cuman Parang Barong inilah yang paling dilarang. Batik Parang yang boleh digunakan adalah parang yang memiliki ukuran sebesar 3 centimeter saja. Jika ada wisatawan yang masuk menggunakan batik terlarang tersebut, akan diingatkan, ditegur, dan tidak boleh memasuki area kraton. Beliau juga menuturkan bahwasanya kalo di Kraton tidak boleh, akan tetapi kalo diluar Kraton Yogyakarta terserah orangnya." Hal ini dapat disimpulkan bahwasanya budaya dan tradisi di Yogyakarta masih begitu terjaga dan lestari. Keunikan ini yang membuat Jogja berbeda dari daerah lainnya.
5. Tempat Wisata Yang Terjangkau

Jl. Malioboro Daerah Istimewa Yogyakarta (dokumen pribadi rafi khairani sanabil)
Jl. Malioboro Daerah Istimewa Yogyakarta (dokumen pribadi rafi khairani sanabil)

Yogyakarta merupakan tempat yang kaya akan budaya dan tempat wisata. Tak khayal jika liburan panjang tiba, Daerah Yogyakarta pasti padat dipenuhi oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Tak hanya memiliki wisata yang bermacam, akan tetapi juga wisata yang terjangkau. "Wisatawan Yogyakarta (09/05/23) menuturkan bahwasanya di Jogja kita dapat jalan-jalan atau berwisata dengan terjangkau. Bermodalkan uang parkir saja kita bisa berwisata disini. Bahkan mengunjungi rumah Sultan atau Kraton hanya kisaran 15.000 ribu rupiah." Dari sini dapat simpulkan bahwasanya Yogyakarta tak hanya istimewa akan tetapi juga menyayangi rakyatnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun