Mohon tunggu...
Rafi MuharramAkhdana
Rafi MuharramAkhdana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Potensi Energi Laut di Indonesia sebagai Sumber Listrik Terbarukan

14 Oktober 2024   10:30 Diperbarui: 14 Oktober 2024   10:57 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia, energi terbarukan jenis baru adalah energi laut, yang termasuk energi arus laut. Indonesia sendiri memiliki potensi energi sebesar 17,9 GW, namun sangat sedikit yang dimanfaatkan. Geografi negara kepulauan Indonesia yang didominasi pulau memerlukan ketergantungan yang lebih besar pada energi laut. Jika dibandingkan dengan kapasitas pembangkit listrik di Jawa-Bali, potensi energi laut Indonesia adalah 53,3%.

Ketidakmampuan untuk membangun pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL) terutama disebabkan oleh kurangnya teknologi mutakhir, meskipun energi ini cukup murah untuk dimanfaatkan secara luas, terutama untuk memenuhi kebutuhan listrik. wilayah sekitar selat. Alat penginderaan jauh juga dapat digunakan untuk mengukur tinggi tsunami (ketinggian gelombang laut).

Energi momentum (gelombang) laut dapat diciptakan dengan menampilkan turbin poros ke atas yang mengendalikan pembangkit listrik tenaga gelombang laut (PLTGL) sehubungan dengan perubahan pasang surut dan kecepatan arus laut dan mendukung ketahanan energi sebagai pilihan yang kontras dengan sumber energi fosil . daerah dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik dari energi angin selain menggunakan arus laut. Penting untuk dipahami bahwa sumber utama energi yang tersimpan di lautan adalah gelombang, arus, dan panas. Ini memiliki kapasitas total 727.000 MW. Namun, dengan menggunakan teknologi yang digunakan saat ini, potensi yang dapat dikembangkan adalah 49.000 MW. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), teknologi gelombang dan arus pasang surut harus menjadi prioritas utama untuk pengembangan pembangkit listrik baru berbasis energi terbarukan, meskipun memiliki potensi praktis terbesar, yaitu 6.000 MW.

Untuk menghentikan pemanasan global, Kementerian ESDM telah menetapkan target 23% EBT pada tahun 2025. Potensi energi terbarukan Indonesia harus dimanfaatkan secara maksimal, termasuk pemanfaatan energi laut sebagai pembangkit listrik, untuk mencapai tujuan tersebut. Pembangkit listrik yang memanfaatkan energi yang dihasilkan oleh gerakan dan variasi suhu lapisan laut disebut sebagai arus laut, gelombang laut, pasang surut, atau perbedaan suhu lapisan laut (konversi energi panas laut). Pembangkit listrik tenaga air laut dikenang karena peningkatan pembangkit EBT yang diantisipasi periode RUPTL 2021-2030[9].

Maka dari itu gelombang air laut di Indonesia sangat berpotensi sekali bagi penggunaan energi alternative maupun sebagai energi baru terbarukan yang output tersebut dapat menghasilkan energi listrik yang ramah lingkungan. Indonesia memiliki banyak potensi energi gelombang laut, sumber energi terbarukan yang berasal dari dinamika alam laut. Indonesia memiliki potensi energi laut yang

sangat besar, mulai surut, variasi Namun, potensi ini akan sangat baik jika dapat dimanfaatkan karena kebutuhan energi yang terus meningkat. Pemecah gelombang dan teknologi lainnya juga dapat digunakan bersamaan dengan pemanfaatan gelombang laut energi. Di Indonesia, pemanfaatan PLTGL belum semaju bentuk energi dari arus, angin, pasang suhu meningkat. terbarukan lainnya. Sebagian disebabkan oleh kurangnya metode yang terbukti benar untuk memanfaatkan potensi energi gelombang yang ada, tersedianya potensi energi gelombang yang dapat dimanfaatkan melalui teknologi konversi energi setelah ditemukan melalui penelitian sumber daya. Dapat disimpulkan dari data yang dikumpulkan dari berbagai sumber, teknologi siap pakai seperti panas bumi dan energi panas bumi solar PV diprioritaskan untuk mempercepat transisi energi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun