3.1 Upaya Pemulihan Pasca Pandemi COVID-19
Sektor manufaktur sempat terpukul oleh pandemi COVID-19, namun telah menunjukkan pemulihan yang signifikan. Pada awal 2023, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di level 52,7, yang menunjukkan sektor ini dalam kondisi ekspansi dan optimisme pelaku industri tetap tinggi. Menurut Kementerian Perindustrian, pertumbuhan di sektor manufaktur pada periode ini didorong oleh peningkatan permintaan domestik, terutama di subsektor makanan dan minuman serta logam dasar.
3.2 Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Teknologi
Pengembangan tenaga kerja yang terampil menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk memperkuat sektor manufaktur. Melalui program-program pelatihan berbasis teknologi, pemerintah berusaha untuk meningkatkan kompetensi tenaga kerja dalam menghadapi era industri 4.0. Selain itu, integrasi teknologi digital, seperti big data dan kecerdasan buatan, menjadi strategi utama untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing sektor ini di pasar global.
4. Tren Pertumbuhan dan Prospek Masa Depan
Industri manufaktur Indonesia diperkirakan akan terus tumbuh dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Pada 2023, industri alat angkutan mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 17,3%, yang didukung oleh peningkatan produksi kendaraan listrik dan respons terhadap permintaan domestik yang tinggi menjelang Lebaran17source. Di sisi lain, industri logam dasar juga menunjukkan potensi yang besar untuk terus berkembang, didorong oleh tingginya permintaan untuk produk logam olahan.
Selain itu, dalam jangka panjang, program hilirisasi dan diversifikasi produk diharapkan dapat memperluas peluang pasar bagi produk manufaktur Indonesia di tingkat global. Penguatan kerja sama internasional dan perdagangan bebas diharapkan dapat membantu memperluas pasar ekspor untuk produk-produk Indonesia, meningkatkan nilai tambah dan daya saingnya.
Kesimpulan
Industri manufaktur di Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang seiring dengan dukungan kebijakan pemerintah dan penguatan teknologi. Meski menghadapi tantangan seperti deindustrialisasi prematur dan ketertinggalan teknologi, berbagai langkah strategis seperti hilirisasi, diversifikasi produk, dan pengembangan SDM diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan keberlanjutan sektor ini di masa depan. Pemerintah dan pelaku industri perlu terus berkolaborasi untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif, memanfaatkan peluang teknologi baru, dan meningkatkan kualitas produk dalam menghadapi persaingan global.
Referensi:
Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) - Laporan Industri Manufaktur Indonesia