Mohon tunggu...
Raffi Saputra
Raffi Saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - nothing else

Pengen Kaya minim kerja

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kebijakan Pemerintah dalam Menghadapi Kemunculan Virus Covid-19 Varian Baru di Indonesia

16 Juli 2021   13:28 Diperbarui: 16 Juli 2021   13:57 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Seperti yang kita ketahui bahwa pandemic Covid-19 sampai saat ini masih berlangsung di negara kita, bahkan di seluruh dunia. Hampir 18 bulan pandemik sudah berjalan dan tentunya sangat melelahkan. Bahkan di kuartal ke 2 tahun 2021 ini kita bisa dibilang memasuki gelombang ke-2 Covid-19 yang cukup tinggi penyebarannya dan berakibat fatal.

Beberapa daerah di Indonesia memasuki fase paling buruk sepanjang riwayat pandemik Covid-19. Gelombang ke-2 terjadi begitu cepat dan hanya dalam kurun waktu tidak sampai 1 bulan kasus pemaparan virus ini melampaui kasus gelombang ke-1 yang saat itu butuh 9 bulan untuk mencapai puncaknya. Di tambah munculnya varian baru dari mutase virus SARS-CoV-2 yang melonjak di dunia dan di Indonesia salah satunya.

Pada April 2021, varian Delta menjadi virus corona paling cepat menyebar dan membuat peningkatan kasus Covid-19 di India. Secara ilmiah virus ini dikenal sebagai garis keturunan B.1.617.2 dan pertama kali diidentifikasikan oleh para ilmuwan pada Desember 2020 di India. Karenanya, varian Delta pun sudah dimasukkan oleh WHO ke dalam daftar varian of concern atau paling mengkhwatirkan di dunia, bersama dengan 3 varian virus lainnya yakni varian Alpha, Beta, dan Gamma.

Virus ini umumnya hampir sama dengan virus COVID-19 biasa namun, dikatakan jauh lebih berbahaya sebab penularannya 3 kali lebih cepat dan gejala yang ditimbulkan juga lebih parah dari gejala biasanya dan banyak pendapat dari beberapa ahli yang mengatakan virus Delta ini berisiko reinfeksi  dan berpotensi menurunkan efektivitas vaksin.

Hasil studi tim peneliti gabungan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan, virus corona Covid-19 varian Delta (B.1.617.2) punya tingkat penularan lebih tinggi 97% dibandingkan varian aslinya. Tingkat penularan itu menjadi yang tertinggi dibandingkan varian virus lainnya. Yang membuat virus ini lebih berbahaya dan cepat menular karena varian delta menyebar lebih mudah karena mutasi yang membuatnya lebih baik menempel pada sel-sel dalam tubuh.

Penelitian telah menunjukkan bahwa vaksin yang tersedia dapat menjadi solusi untuk melawan varian virus corona yang baru ini, termasuk varian delta. Para peneliti di Inggris mempelajari seberapa efektif dua dosis vaksin AstraZeneca dan Pfizer-BioNTech dalam melawan varian delta, dibandingkan dengan varian alfa yang pertama kali terdeteksi di Inggris.

Untuk di Indonesia sendiri varian delta ini sangat mendominasi di berbagai daerah. Kamis, 1 Juli 2021 kemarin, Indonesia melaporkan lebih dari 200 kematian akibat virus corona dan hampir 9.000 infeksi baru. Pekan lalu, tingkat positif negara adalah 35% dan untuk kasus lainnya seperti di salah satu daerah di Jawa Tengah lebih tepatnya Kota Kudus tercatat kasus yang meroket 7,594% dalam beberapa hari saja. Kapasitas rumah sakit lokal bahkan sampai mencapai 90%.

Sampai saat ini, Indonesia telah mencatat hampir 1,9 juta kasus Covid-19 dan lebih dari 52.000 kematian. Namun, sebuah laporan baru ini memperkirakan jumlah ini masih di bawah dari jumlah pasti di tambah semakin hari kasus penderita Covid-19 meningkat. Para pemerintah khawatir Indonesia mungkin akan mengalami hal yang sama seperti India jika kasus gelombang Covid-19 ini belum mereda.

Untuk penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia sendiri itu ada dua hal. Penyebab utamanya adalah negara mayoritas muslim terbesar di dunia dan belum lama ini mereka baru saja merayakan hari bulan suci mereka. Banyak orang Indonesia mengabaikan larangan perjalanan dan melanggar protokol kesehatan, untuk penyebab lainnya adalah munculnya virus varian Delta ini yang menyebar dengan cepat di negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Dan solusi pemerintah atas kejadian ini adalah pemberlakuan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Darurat Jawa-Bali yang mulai dilaksanakan mulai tanggal 3 Juli hingga 30 Juli 2021 di berbagai kabupaten/kota di pulau Jawa dan Bali. Hal ini diharapkan mampu menekan kasus penularan Covid-19 di Indonesia.

Diambilnya kebijakan ini berkaitan dengan tingginya angka kasus Covid-19 di Indonesia. Keputusan ini disampaikan oleh Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan pada Kamis (1/7/2021). "Saya memutuskan untuk memberlakukan PPKM Darurat sejak tanggal 3 Juli hingga 20 Juli 2021 khusus di Jawa dan Bali," kata Jokowi melalui tayangan YouTube Sekretariat Presiden.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun